Ketika Demonstran Ganggu Salat Jumat Muslim di Prancis

12 November 2017 15:28 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Muslim salat Jumat di Jalanan, Prancis (Foto: AP Photo/Thibault Camus)
zoom-in-whitePerbesar
Warga Muslim salat Jumat di Jalanan, Prancis (Foto: AP Photo/Thibault Camus)
ADVERTISEMENT
Kondisi Prancis kini tengah tegang, antara warga yang digawangi pemerintah kota dan umat Muslim. Setiap Jumat mereka bertemu di jalanan: Umat Islam salat Jumat, sementara kubu yang lain mengganggunya.
ADVERTISEMENT
Pada Jumat (12/11), lebih dari 100 orang demonstran yang dipimpin walikota Mayor Remi Muzeau mendatangi jemaah umat Islam yang salat Jumat di jalanan distrik Clichy-la-Garenne, kota pinggiran Paris. Setiap Jumat sejak Maret lalu, umat Islam Clichy salat di jalan karena wali kota menutup tempat ibadah mereka.
Sementara umat Islam bersiap salat Jumat, massa Muzeau datang membawa spanduk besar bertuliskan "Hentikan Ibadah Ilegal di Jalan". Dikutip dari Associated Press, demonstran yang terdiri dari warga dan para pejabat pemerintah dari Clichy dan Paris meneriaki ratusan umat Islam yang saat itu hendak beribadah.
Mereka juga menurunkan spanduk tuntutan pendirian masjid untuk umat Islam Prancis yang bertuliskan "Bersatu untuk Masjid Agung Clichy."
Gesekan kecil terjadi antara massa Muzeau dan umat Islam, namun secara umum semuanya berjalan aman karena dipisahkan oleh pasukan polisi bersenjata lengkap dengan tameng.
ADVERTISEMENT
Umat Islam Clichy membuka sepatu, berdiri di atas sajadah, merapatkan shaf, dan menjalankan ibadah salat Jumat. Ketika imam takbir, "Allahu Akbar", massa Muzeau mulai menyanyikan kencang-kencang lagu kebangsaan Prancis.
Bacaan Alfatihah dan surat-surat Al-Quran oleh imam harus adu kencang dengan teriakan La Marseillaise.
Gangguan ini dilakukan demonstran setiap Jumat, baik dalam jumlah kecil mau pun besar. Salah satunya terjadi pada 3 November lalu, terekam kamera video dan diunggah di Youtube.
Demonstran bernyanyi kencang tepat di depan para jemaah salat Jumat, di jarak hanya sekitar 2 meter.
Perasaan lega tergambar di kalangan umat Muslim Clichy usai salat Jumat kelar. Mereka bertepuk tangan, bersyukur ibadah rampung tanpa mendapatkan gangguan lebih parah.
ADVERTISEMENT
Mereka bersumpah akan salat Jumat di jalan setiap minggu jika pemerintah kota tidak menyediakan tempat ibadah.
"Kami akan terus salat Jumat di jalan sampai ada dialog untuk pembangunan tempat ibadah," ujar Hamid Kazed, presiden Serikat Asosiasi Muslim Clichy, yang memimpin salat Jumat tersebut.
Sumpah yang sama disampaikan oleh Muzeau.
"Kami akan melakukannya (demonstrasi) setiap Jumat jika perlu," kata Muzeau.
"Saya mesti memastikan ketenangan dan kebebasan orang-orang di kota ini. Hal ini tidak boleh dibiarkan di negara ini. Negara kami, Republik Prancis, telah ternoda," lanjut dia.
Demonstrasi menolak salat Jumat di Prancis (Foto: AP Photo/Thibault Camus)
zoom-in-whitePerbesar
Demonstrasi menolak salat Jumat di Prancis (Foto: AP Photo/Thibault Camus)
Kekurangan Masjid
Peristiwa ini terjadi lantaran masjid di Prancis sangat sedikit, sementara ada 5 juta umat Islam di negara itu. Islam sendiri adalah agama dengan penganut paling banyak kedua di Prancis setelah Katolik.
ADVERTISEMENT
Awalnya Muslim Clichy menyewa ruangan milik Balai Kota untuk salat Jumat. Tapi Muzeau kemudian mengubah ruangan itu menjadi perpustakaan pada Maret lalu setelah melalui proses pengadilan.
Kota Clichy mengimbau umat Islam salat Jumat di masjid pusat ibadah dan budaya Islam. Namun Muslim di kota itu mengeluh, karena masjid tersebut letaknya terlalu jauh, tempat terlalu kecil dan tidak memenuhi standar keamanan bangunan, dan sudah memiliki ratusan jemaah tetap.
Ini tidak hanya terjadi di Clichy. Banyak Muslim di Prancis yang terpaksa salat Jumat di jalanan karena tidak punya masjid. Hal ini membuat gerah kelompok sayap kanan ekstrem dari partai FN pimpinan Marine Le Pen.
Warga muslim protes penutupan masjid di Prancis (Foto: AP Photo/Thibault Camus)
zoom-in-whitePerbesar
Warga muslim protes penutupan masjid di Prancis (Foto: AP Photo/Thibault Camus)
Pada 2011, Le Pen bahkan menyamakan salat Jumat itu dengan pendudukan Prancis oleh Nazi pada Perang Dunia II. Akibat ucapannya ini, Le Pen diadili karena menyulut kebencian, namun dia menang di pengadilan.
ADVERTISEMENT
Abdelkader, warga Clichy yang salat di jalan mengatakan kepada AFP bahwa umat Islam juga butuh "tempat terhormat" untuk beribadah, seperti halnya umat Kristen dan Yahudi di negara itu.
Dia mengaku jengah salat Jumat di jalan sambil dikelilingi polisi dan diteriaki demonstran. Abdelkader merasa seperti bukan orang Prancis ketika demonstran menyanyikan lagu kebangsaan Marseillaise.
"Mereka menyanyikan Marseillaise di depan wajah kami. Kami juga orang Prancis!" ujar Abdelkader.
Menurut Kazed, para demonstran hanya ingin memecah belah masyarakat.
"Itu yang mereka mau, memecah belah. Kami bukan fundamentalis. Kami adalah umat Islam Prancis," tegas Kazed.
Demonstran ganggu salat Jumat di Prancis (Foto: Youtube/Vlad Tepesblog)
zoom-in-whitePerbesar
Demonstran ganggu salat Jumat di Prancis (Foto: Youtube/Vlad Tepesblog)