Ketika Imam Omar Suleiman Pimpin Doa di Senat AS

12 Mei 2019 11:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Imam Omar Suleiman pimpin doa di Senat Amerika Serikat. Foto: Youtube @Yaqeen Institute for Islamic Research
zoom-in-whitePerbesar
Imam Omar Suleiman pimpin doa di Senat Amerika Serikat. Foto: Youtube @Yaqeen Institute for Islamic Research
ADVERTISEMENT
Pemandangan berbeda terlihat di awal rapat Senat Amerika Serikat Kamis lalu. Seorang imam masjid asal Texas, Omar Suleiman, membuka rapat dengan doanya. Dalam doanya, Suleiman menyerukan perdamaian.
ADVERTISEMENT
Suleiman, pendiri lembaga Yaqeen Institute for Islamic Research, diberikan kesempatan tersebut oleh Ketua Senat dari Partai Demokrat, Nancy Pelosi. Undangan bagi Suleiman untuk hadir di tempat itu diberikan oleh Eddie Bernice Johnson, anggota Senat Texas dari Partai Republik.
Kehadiran imam berusia 33 tahun itu juga sebagai bentuk penghormatan Senat AS terhadap bulan Ramadhan. Suleiman memulai pidatonya dengan terjemah Bismillahirrahmanirrohim dalam bahasa Inggris.
"Mari kita berdoa. Dengan nama Tuhan, yang Maha Pemurah, yang Maha Penyayang," kata Suleiman.
Omar Suleiman. Foto: Facebook @@imamomarsuleiman
Seluruh doa Suleiman ditujukan untuk perdamaian dunia, untuk cinta dan menolak kebencian.
"Kami berdoa untuk perdamaian, bukan perang. Cinta, bukan benci. Kebajikan, bukan keserakahan. Persatuan, bukan perpecahan. Dan kami berkomitmen tidak akan mengkhianati doa kami dengan tindakan yang bertentangan dengannya," kata Suleiman.
ADVERTISEMENT
Suleiman, pria kelahiran New Orleans, adalah Professor Studi Islam yang telah menempuh pendidikan di AS, Uni Emirat Arab, Yordania, dan Malaysia. Dia dikenal sebagai promotor perdamaian antaragama di AS.
Namun kehadiran Suleiman di Senat tidak disukai banyak orang. Tidak lama setelah berdoa di mimbar, media sayap kanan AS dan Israel menyebut Suleiman adalah seorang anti-Semit.
Mereka mengungkit berbagai penolakan Suleiman terhadap kebijakan dan kekejaman Israel terhadap Palestina dan Masjidil Aqsa. Salah satu protes kehadiran Suleiman disampaikan anggota Kongres Partai Republik Lee Zeldin dari New York.
"Dia membandingkan Israel dengan Nazi dan menyebut mereka teroris, mendukung Ikhwanul Muslimin, menyerukan Intifada Palestina dan diakhirinya zionisme," kata Zeldin dalam akun Twitternya, dikutip dari media Middle East Eye (MEE), Sabtu (11/5).
ADVERTISEMENT
Kepada MEE, Suleiman mengatakan kampanye mencemarkan namanya sangat masif usai berdoa di Senat.
"Ini jelas adalah bagian dari upaya menghapuskan pemimpin Muslim dari kehidupan publik dan menjauhkan mereka dari anti-Semit sebenarnya di kubu sayap kanan," kata Suleiman.
Omar Suleiman. Foto: Facebook @@imamomarsuleiman
Dukungan terhadap Suleiman terus berdatangan, salah satunya dari Todd Green, professor agama dari Luther College. Dia mengatakan, merusak nama Suleiman adalah cara lawas Partai Republik menyebarkan Islamofobia.
"Ini adalah strategi pemilu, untuk menganggap semua Muslim anti-Semit demi menjadikan Islamofobia sebagai alat kampanye dan politik," kata Green.
Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR) cabang Dallas mengatakan tuduhan terhadap Suleiman tidak benar. Mereka mengatakan, selama ini Suleiman telah bekerja untuk keharmonisan umat beragama di AS.
"Selama bertahun-tahun, Imam Omar bekerja bersama warga Texas dari semua agama dan latar belakang untuk mendorong perdamaian dan pemahaman keyakinan. Kami mengecam serangan kebencian ini dan menyerukan pemimpin Senat menolaknya," kata Ekram Haque, Direktur CAIR Dallas.
ADVERTISEMENT