Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Ketika Jakarta Diguncang Isu Demo Jokowi End Game yang Ternyata Hoaks
25 Juli 2021 6:29 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Jagad dunia maya dihebohkan dengan poster berisi seruan unjuk rasa. Poster itu mengajak masyarakat untuk menyuarakan penolakan Pemberlakuan Penyekatan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang kini berlaku Level 4 di Jakarta .
ADVERTISEMENT
Dalam poster disebutkan, demo bertajuk "Jokowi End Game " itu, akan diisi dengan longmarch dari Harco, Mangga Dua, Jakarta Utara hingga Istana Negara di ibu kota DKI Jakarta.
Poster itu tidak menyebutkan siapa penanggung jawab demo. Begitu juga waktu aksi dimulai, hanya ada tanggal di sana yaitu 24 Juli 2021.
Ternyata sampai hari pelaksanaan, demo sama sekali tidak berlangsung.
kumparan melalui CCTV yang bisa diakses umum memantau sejumlah titik di Jakarta yang kerap jadi tempat kumpul massa, pada Sabtu (24/7/2021) sekitar pukul 16.30 WIB.
Pertama di patung kuda kawasan Monas. Massa aksi tidak terlihat di sana. Namun, sejumlah kendaraan milik polisi masih terparkir di kiri Jalan Medan Merdeka Barat arah Harmoni. Barrier dari beton maupun plastik juga masih berdiri di sana.
ADVERTISEMENT
Kondisi yang sama juga terlihat di perempatan Harmoni, Bundaran HI, sekitar Tugu Tani, dan kawasan DPR. Arus lalu lintas di sana masih beroperasi normal. Kondisi jalan juga terpantau lancar.
Kepolisian Cari Penyebar Hoaks Demo
Sementara itu, terkait demo yang ternyata hoaks itu Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan akan mencari tahu siapa penyebarnya kabar bohong tersebut.
"Nanti kita cari," kata Yusri.
Yusri menegaskan, hoaks demo benar-benar meresahkan warga. Sebab, dalam poster yang tersebar terlihat logo ojek online yang sebenarnya tidak terlibat dalam aksi tersebut.
"Banyak-banyak yang beredar di media sosial untuk mengajak demo di Jakarta. Beberapa organisasi seperi ojol dan organisasi yang lain mengatakan tidak ikut karena mereka sadar bahwa Jakarta ini tinggi angka COVID," kata Yusri.
ADVERTISEMENT
Demo Tidak Dapat Simpati
Menkopolhukam Mahfud MD turut angkat bicara soal demo hoaks bertajuk Jokowi End Game.
Menurut Mahfud ada dua kelompok dalam masyarakat yang menentang kebijakan pemerintah terkait COVID-19. Pertama adalah kelompok yang murni ingin menyampaikan suaranya terkait situasi pandemi sulit di tengah pandemi.
"Pemerintah tahu ada aspirasi masyarakat yang murni. Karena memang ya 'saya takut COVID tapi gimana ekonomi saya?' Itu aspirasi murni. Sehingga aspirasi itu kita catat sebagai kondisi kesulitan yang memang dialami khususnya mengenai kehidupan ekonomi dalam menghadapi serangan COVID," kata Mahfud.
Sementara kelompok kedua ialah yang hanya ingin memanfaatkan situasi demi bisa melawan pemerintah. Mereka tidak peduli dengan situasi saat ini.
"Pemerintah tahu kalau sekelompok orang memiliki keinginan untuk memanfaatkan situasi. Tadi ada kelompok yang murni tadi, lalu ada kelompok yang tidak murni. Masalahnya itu hanya ingin menentang saja memanfaatkan situasi. Apa pun yang diputuskan pemerintah, diserang itu ada seperti itu," kata Mahfud yang tidak menyebut siapa kelompok tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurut Mahfud kelompok itulah yang kerap membuat provokasi. Padahal menurut dia pemerintah prinsipnya selalu mendengar masukan dari masyarakat tanpa harus demo.
"Oleh sebab itu kita harus hati-hati karena yang seperti itu kelompok tidak murni selalu melakukan provokasi dan menyatakan setiap kebijakan pemerintah salah. Padahal pada prinsipnya pemerintah terbuka dan merespons segala aspirasi masyarakat," kata Mahfud.