Ketika Sapi Hamil Tua akan Dihukum Mati di Bulgaria

5 Juni 2018 11:34 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi red cow. (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi red cow. (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Ribuan orang menyatakan dukungannya terhadap seekor sapi di Bulgaria yang akan dihukum mati. Padahal, sapi itu tengah hamil tua dan akan segera melahirkan beberapa pekan lagi.
ADVERTISEMENT
Dikutip AFP, peristiwa bermula pada 12 Mei lalu ketika sapi berjenis red cow bernama Penka ini hilang dari desa Kopilovtsi di Bulgaria. Butuh dua pekan untuk pemiliknya Ivan Haralampiev mencari Penka sebelum menemukannya telah masuk ke Serbia, dirawat seseorang di desa Bosilegrad.
Haralampiev lega bukan main menemukan hewan ternak kesayangannya itu. Namun permasalahan kemudian muncul.
Serbia bukan anggota Uni Eropa sehingga setiap hewan yang masuk dari negara itu ke Bulgaria wajib dilengkapi dengan dokumen-dokumen kesehatan. Berdasarkan peraturan Uni Eropa, hewan yang tidak dilengkapi dokumen ini harus segera dimusnahkan. Artinya, Penka akan dihukum mati.
Padahal dokter hewan di Serbia telah memeriksa Penka dan menyatakan sapi itu dalam kondisi sehat, layak dipulangkan ke pemiliknya.
ADVERTISEMENT
Musim dingin di Belgrade, Serbia (Foto: AFP/Andrej Isakovic)
zoom-in-whitePerbesar
Musim dingin di Belgrade, Serbia (Foto: AFP/Andrej Isakovic)
Namun aparat di Bulgaria menyatakan Penka tetap akan dihukum mati, demi menegakkan peraturan Uni Eropa.
"Bukan kami yang memutuskan. Kami hanya menerapkan peraturan dari Brussels," kata dokter hewan Bulgaria, Lyubomir Lyubomirov.
Kisah Penka lantas viral di media sosial dan ke seluruh Eropa. Petisi dilancarkan di situs Change.org untuk menyelamatkan Penka, politisi bahkan telah menyerukan pengampunan dalam kasus ini.
Hingga berita ini diturunkan telah ada 11.355 orang yang menandatangani petisi tersebut.
"Kami meyakini kasus Penka mencerminkan kurangnya belas kasihan dari pejabat Uni Eropa untuk rakyat jelata, seperti pemilik Penka, yang tidak mengerti apa-apa," tulis petisi tersebut.