Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Ketua BEM FIA UI Didesak Dicopot karena Undang Dandim ke Acara Kampus
28 April 2025 12:28 WIB
·
waktu baca 8 menit
ADVERTISEMENT
Ketua BEM Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI) Faridz Adrian dilaporkan ke Forum Mahasiswa FIA UI atas dasar mengundang TNI ke acara Konsolidasi Nasional Mahasiswa di Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa) UI. Faridz pun didorong untuk dicopot dari jabatannya.
ADVERTISEMENT
Yang melaporkannya adalah Faiz, mahasiswa FIA UI angkatan 2023. Kata dia, ada informasi mengenai bahwa Faridz memang sengaja mengundang Dandim 0508/Depok Kol Inf Imam Widhiarto.
Dalam Forma FIA, kata Faiz, salah satu mahasiswa menceritakan bahwa ia telah bertemu dengan Dandim. Ia pun menantang Faridz untuk membuka isi chat WhatsApp Faridz dengan Dandim, tetapi Faridz menolak dengan alasan privasi.
"Akhirnya, ia mengajak bersumpah bareng Faridz, tapi lagi-lagi Faridz menolak. Padahal, di awal klarifikasi, Faridz berani bersumpah “sumpah demi Tuhan yang menciptakan alam semesta….” ucap dia dengan percaya diri."
Demikian keterangan Faiz menirukan ucapan mahasiswa yang bercerita kepadanya.
Berikut siaran pers yang disampaikan Faiz terkait Ketua BEM FIA UI Faridz yang diduga sengaja mengundang Dandim ke acara Konsolidasi Nasional:
ADVERTISEMENT
a. Faridz mengawali chat dengan mengirim flyer konsolnas kepada Dandim yang diiringi chat “InsyaAllah hari ini akan ada konsol di UI pak.” Pertanyaan simple, untuk apa Faridz menginformasikan konsol kpd Dandim? Apa urusannya? Sangatlah wajar jika Dandim menganggap hal itu merupakan undangan karena jelas dalam flyer tersebut tertulis “mengundang seluruh mahasiswa”
b. Dandim membalas dengan nada bercanda “bolehkah saya ikut, kan saya juga mahasiswa.” Menanggapi hal ini, Faridz bilang boleh. Nah, artinya memang terang dan jelas bahwa faridz mengundang Dandim untuk datang
c. Dandim mengatakan bahwa ia sedang memakai baju dinas. Lalu, Faridz membalas “yah kan kalau konsol pakai baju biasa pak, bukan dinas;pakai baju biasa aja pak biar membaur,” untuk apa Dandim datang membaur? Berarti anggap saja Dandim datang pakai baju sipil, artinya kita tidak tau hingga saat ini bahwa Faridz mengundang Dandim ke daerah konsolnas
ADVERTISEMENT
d. Dandim menegaskan sekali lagi bahwa ia tidak memiliki baju sipil. Lalu, Faridz mengatakan yasudah pakai baju dinas aja. Mengapa harus dipaksakan? Kenapa Faridz sebegitu ingin bertemu dengan Dandim?
e. Akhirnya setelah itu, Dandim datang dan mengirimkan foto sekali lihat kepada Faridz dan dibalas “siap” Entah apa yang terjadi setelah itu.
Faridz Melampirkan Bukti Palsu (CNN)
Dalam FORMA FIA, Faridz berkali-kali mengklaim dirinya bersih dengan membawa bukti dari CNN Indonesia. Ia menunjuk berita CNN yang berbunyi: "Tidak Ada Undangan Kepada Dandim." Sekilas, ini seolah membela Faridz.
Namun, siapa pun yang menyaksikan langsung siaran tersebut tahu kebenarannya:
CNN memang menyatakan tidak ada undangan resmi dari Humas UI maupun dari Faridz, tetapi ada yang terucap dari mulut Kapuspen pada berita tersebut:
ADVERTISEMENT
Faridz mengajak Dandim untuk ngobrol santai dan berbincang. Bahkan, Faridz mengusulkan kepada Dandim untuk ngopi bersama Ketua BEM se-UI.
Artinya:
Tidak ada undangan resmi bukan berarti tidak ada ajakan personal.
Faridz menyembunyikan fakta penting ini dan memelintir informasi seolah-olah dirinya tidak berperan apapun. Ini adalah bentuk manipulasi fakta dan penyesatan forum dengan bukti palsu.
3. Faridz Ingin Membangun Relasi Politik dengan Dandim
Salah satu yang menarik adalah fakta bahwa Faridz memang ingin membangun hubungan baik dengan Dandim. Pada foto yang saya lampirkan di bukti pelaporan, hari itu adalah hari pertama Faridz mengenal Dandim dan saling bertukar nomor telepon. Penasaran, mengapa ia mau bertukar nomor telepon, padahal hari itu adalah aksi tentang RUU TNI? Intermezzo, yang lucunya adalah bukti ini dibilang bukti palsu. Padahal, Faridz sendiri di Forma yang mengakui bahwa memang benar foto itu adalah awal dari perkenalan Faridz dengan Dandim.
ADVERTISEMENT
Balik ke topik. Saya mendengar dari salah satu Kabem fakultas yang juga dekat dengan Faridz. Ia mengatakan, Faridz mengaku pada Kabem tersebut bahwa niat dia untuk bertukar nomor telepon dan mengundang salah satunya adalah membangun relasi politik.
Bahkan salah satu BPH di bawah Koorbidsospol BEM FIA mengakui bahwa sejak awal menjabat, Faridz memang aktif membangun relasi politik dan cenderung grasak grusuk, sehingga hal tersebut terlihat cukup jelas. Pertanyaan saya, adakah pihak lain selain Dandim yg Faridz bangun relasi politik nya, yg di masa depan bisa berpotensi merusak independensi pergerakan mahasiswa? Padahal independensi adalah nilai yg selalu Faridz jual selama Pemira
Sungguh pengakuan yang menarik. Ia memanfaatkan jabatannya sebagai Ketua BEM FIA untuk menjalin relasi politik dengan pejabat. Meskipun, mungkin belum ada hal bersifat transaksional, tetapi sudah ada niat dari Faridz untuk menggunakan jabatannya, demi kepentingan sendiri dan mengkhianati pergerakan sosial-politik.
ADVERTISEMENT
4. Menjadikan Kongres Tameng. Mungkinkah Kongres Bermain Juga?
Sebenarnya, Forma telah diadakan di hari Rabu, tetapi Faridz tidak datang, dengan alasan ia ingin berfokus pada Kongres. Padahal, pada saat itu, Forma dijadwalkan jam 4 sedangkan Kongres jam 7. Dibilang sempat mah pasti sempat. Namun, mengapa ia tetap tidak datang?
Jawabannya terungkap pada Forma lanjutan. Terbukti, Faridz selalu membawa argumen bahwa Kongres sudah mengatakan a b c. Terbukti pula melalui hari ini, kroco-kroconya Faridz selalu membawa argumen Kongres. Mengapa demikian?
Jawabannya mungkin saja terjawab melalui screenshot chat Faridz dengan Dandim. Terbukti bahwa Faridz mengajak Dandim untuk ngopi dengan BEM se-UI. Untuk apa BEM se-UI ngopi dengan Dandim? Apa tujuannya? Sangatlah aneh rasanya karena tidak ada kepentingan yang bermakna untuk merangkul Dandim, kecuali untuk mengkhianati pergerakan.
ADVERTISEMENT
Saya pribadi tidak mau suudzon buta kepada CEM atau Kongres. Akan tetapi, suudzon saya akan terus bergulir jika tidak ada penyikapan yang tegas dari CEM dan Kongres. Di mana kalian ketika salah satu Ketua BEM berniat menjual gerakan dan meng-claim nama BEM se-UI? Kenapa diam saja?
5. Permasalahan Faridz dengan PI
Dalam forum pun terungkap bahwa memang terdapat masalah komunikasi antara Faridz dengan PI-PInya. Adilla, Koorbid Kemahasiswaan, menyatakan bahwa ia kecewa dengan Faridz yang tidak komunikatif belakangan ini. Ia tidak tau apa-apa masalah ini, sedangkan banyak pekerjaan rumah yang tidak diurusi secara aktif oleh Faridz.
Menanggapi hal ini, Adilla dan jajaran PI mengambil sikap tegas untuk mundur jika Faridz tidak mundur. Namun, kebijaksanaan jauh dari reaksi Faridz. Menanggapi hal ini, jawaban Faridz adalah “harus mencari pengganti.” Sungguh, jawaban yang jauh dari harapan. Seharusnya, Faridz justru mengambil kebijaksanaan untuk merelakan jabatan demi kemaslahatan IKM FIA. Namun, ia memilih untuk tetap berdiri sebagai Ketua BEM FIA. Ia kerap melontarkan argumen “sudah kan pengunduran dirinya sudah ditandatangani, apa lagi?” Pernyataan ini ia ucapkan agar pilihan forum jatuh kepada Ketua BEM FIA tidak mundur, PI mundur.
ADVERTISEMENT
Sungguh ironis, teman seperjuangannya hanya dianggap sebagai ban yg bisa digantikan oleh ban serep
6. Ketua BEM FIA Faridz dan Kroco-Kroconya yang Emosional
Melihat seluruh lembaga tinggi di FIA sepakat bahwa Faridz harus mundur, Faridz dan kroco-kroconya mulai gelisah. Pada saat sesi voting, mereka mengamuk-ngamuk, membentak orang, memukul meja, hingga hampir memukul Vino Wakabem FIA. Faridz teriak anj*ng, membentak presidium, menunjuk orang2, hingga mendorong IKM FIA
Sungguh perilaku yang arogan dari pejabat-pejabat BEM FIA UI. Apakah sikap seperti ini yang kita inginkan dari pejabat kita? Arogansi dan emosional ternyata sifat dan karakter asli mereka, dibalik teriakannya yang sok suci menghakimi orang lain
7. Untuk Jordan, Bapis,dan Imam yg saya kenal baik, serta tidak lupa IKM FIA UI lainnya yg Membela Buta
ADVERTISEMENT
Per hari ini, kalian semua sedang membela buta kelakuan Faridz. Saya tanyakan kepada kalian: dulu kalian menghakimi orang lain, dulu kalian berjanji akan membawa perubahan ke FIA, dulu kalian mencaci orang lain karena merusak nama baik FIA. Namun, apa yang sedang kalian lakukan sekarang?
Saya mengenal dan mengagumi idealisme Jordan dan Imam. Namun, saya kecewa ketika idealisme itu seakan luntur begitu saja saat orang kepercayaan kalian yg bermasalah. Jangan-jangan idealisme yang selama ini kalian junjung tinggi hanyalah sekadar jualan citra belaka gagah di kata, tapi rapuh saat diuji.
Akhir kata
Apa yang dibangun di atas kebohongan, tipu muslihat, dan ambisi buta, tidak pernah punya pondasi untuk bertahan lama.
Hari ini kita menyaksikan sendiri:
ADVERTISEMENT
Dalam waktu yang bahkan belum genap satu bulan, topeng-topeng mulai jatuh, dan semua kebusukan yang disembunyikan akhirnya terkuak.
Alih-alih memperbaiki diri, kalian lebih memilih membungkus kebohongan dengan kebohongan baru, dan memutarbalikkan fakta
Yang sibuk berdalih justru biasanya yang tahu dirinya salah.
Kalian lupa, kebenaran tidak butuh pembelaan ia akan berdiri sendiri.
Dan pada akhirnya, kebenaran akan menemukan jalannya sendiri.
Dan saat hari itu tiba, tidak ada satu pun kebohongan yang mampu bersembunyi.
Hidup mahasiswa!
Hidup rakyat Indonesia!
Keterangan Dandim dan Puspen TNI
Dalam postingan di Instagram, Imam bercerita saat itu datang karena diundang oleh mahasiswa yang menjadi sahabatnya yakni inisial F dan juga oleh Kepala Bagian Pengamanan (Kabagpam) UI inisial AR.
ADVERTISEMENT
Ia datang pukul 20.00 WIB. Percakapan itu terjadi hingga larut, tepatnya pukul 00.30 WIB.
"Pada saat pulang pun, saya juga diantar oleh adik-adik mahasiswa tadi menuju parkiran mobil. Bersalaman dan berpamitan dengan baik, mengucapkan salam yang dijawab juga penuh keramahan dan persaudaraan," kata Imam.
Namun, Imam pun merasa aneh karena sehari setelahnya, mendapatkan isu adanya mengintimidasi dan mengintervensi kebebasan akademik.
Yakni postingan di akun @pantauaparat yang dinilainya menarasikan hal negatif. Ada kalimat: Kenapa TNI Jadi Horor Gini di Kampus? Datang Tak Diundang Pulang Tak Diantar.
Mabes TNI pun memberikan penjelasan terkait hal tersebut. Sejurus dengan pernyataan Imam, Kapuspen TNI Brigjen Kristomei Sianturi menjelaskan, sang Dandim memang datang ke sana karena diundang.
ADVERTISEMENT
Ia menilai narasi TNI memantau kegiatan diskusi itu sebagai hal yang menyudutkan.
"Dandim Depok diundang/diajak oleh seorang mahasiswa atas nama F dan Kabagpam UI atas nama AR, yang memang dikenal baik oleh Dandim, untuk diskusi, ngobrol," terang Kristomei saat dihubungi Sabtu (19/4).
Kristomei menjelaskan, tak ada hal serius dan intimidatif saat diskusi berjalan beberapa jam.
"Materi obrolan pun biasa saja, bertukar pikiran, dalam suasana persahabatan. Foto mahasiswa yang diunggah di IG pun jelas wajahnya, mungkin bisa ditanyakan apa yang didiskusikan kepada teman-teman mahasiswa itu," terangnya.
Kristomei pun mengirimkan klarifikasi yang sempat disampaikan oleh Iman melalui akun Instagram @0508_depok dalam kolom komentar unggahan Instagram @pantauaparat, yang menjelaskan soal peristiwa tersebut.
Hingga berita ini dirilis, belum ada keterangan dari Ketua BEM FIA UI Faridz. kumparan sudah mencoba mengontak Faridz namun telepon selulernya tidak merespons.
ADVERTISEMENT