Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ketua DPC Gerindra Semarang Diduga Pukul Kader PDIP Gara-Gara Bendera
10 September 2023 10:51 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Ketua DPC Partai Gerindra Kota Semarang Joko Santoso diduga memukul seorang kader PDIP Kota Semarang, Suparjiyanto (58). Pemukulan itu diduga karena masalah pemasangan bendera PDIP di lingkungan rumah Joko.
ADVERTISEMENT
Dari rekaman video CCTV yang beredar terlihat seorang baju putih mendatangi sebuah rumah. Ia kemudian terlihat berbincang dan masuk rumah tersebut. Namun, tidak berapa lama diduga terjadi keributan karena warga tiba-tiba berbondong-bondong mendatangi rumah itu.
Saat dikonfirmasi, Ketua DPC PDIP Kota Semarang, Hendrar Prihadi membenarkan kader PDIP Suparjiyanto (58) dipukul oleh Joko. Peristiwanya terjadi Jumat (8/9) malam kemarin.
"Jumat jam 21.45 WIB Pak Suparjiyanto, warga Jalan Cumi-cumi, Bandarharjo didatangi Ketua DPC Gerindra. Tanpa babibu memukul kader kami," kata pria yang biasa disapa Hendi itu dalam keterangan video yang diterima kumparan, Minggu (10/9).
Hendi yang juga eks Wali Kota Semarang menyebut, pemukulan ini terjadi karena Joko tidak terima dengan pemasangan bendera PDIP di kampung tersebut. Joko dan Suparjiyanto memang tetangga satu kampung.
ADVERTISEMENT
"Alasan karena kader kami pasang bendera-bendera yang itu kampung, yang tinggal ketua Gerindra Mas JS," jelas dia.
Meski begitu, ia meminta kader PDIP untuk menahan diri dan jangan sampai terbawa emosi. Kasus ini pun sudah dilaporkan ke aparat kepolisian.
"Pertama diminta meredam agar di Semarang tidak terjadi pertikaian yang keras antara dua partai ini, partai kami dan Gerindra. Pak Sekjen sampaikan agar membawa ranah ini ke hukum," tegas dia.
Joko membantah
Sementara itu, Joko menegaskan dia tidak melakukan pemukulan terhadap Suparjiyanto apalagi pipi Suparjiyanto disebut bengkak karena itu. Namun, ia mengaku sempat mendorong Suparjiyanto.
"Saya sama sekali tidak melakukan hal ceroboh itu. Saksi banyak yang melihat, saya sedikitpun tidak menyentuh muka," aku Joko.
ADVERTISEMENT
Joko mengaku emosinya sempat tersulut karena Suparjiyanto memasang bendera PDIP di dekat rumahnya tanpa izin. Ia merasa tidak dihormati.
"Tadi malam ada pemasangan khusus di RT saya. Saya tanya ke warga siapa yang masang. Kok nggak ngajeni saya, selalu warga asli RT sini dari partai lain," tegas Joko.
Dia juga akan melaporkan balik Suparjiyanto terkait laporan palsu dan pencemaran nama baik. Ia ingin ke depan ada etika politik yang dibangun.
"Saya juga akan melaporkan balik, satu, pencemaran nama baik dan laporan palsu. Saya sadari betul ini tahun politik yang panas, terpancing emosi, saya coba untuk hindari anarkisme atau intimidasi. Saya cuma ingin tahu etika politik yang dibangun," kata Joko.
Kubu Suparjiyanto telah melaporkan peristiwa ini ke Polda Jawa Tengah atas dugaan kasus penganiayaan. Laporan sudah diterima SPKT Polda Jateng dengan STTLP/167/IX/2023/JATENG/SPKT. Korban juga dibantu LBH Ratu Adil sebagai kuasa hukum atau pengacara.
ADVERTISEMENT