Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ketua DPR Minta Kontraktor Infrastruktur yang Sebabkan Celaka Disanksi
6 Februari 2018 12:35 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
Alat peluncur grider dalam proyek pembangunan jalur kereta cepat di Matraman, jatuh dan menewaskan empat orang pekerja. Berselang sehari, proyek underpass Bandara Soetta roboh akibat longsor dan menyebabkan satu orang meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyoroti kedua peristiwa tersebut. Bamsoet meminta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengevaluasi seluruh proyek pembangunan infrastruktur dan fasilitas negara yang ada.
"Harus mengevaluasi, terutama terhadap kontraktor-kontraktor infrastruktur yang sudah diberikan pekerjaan oleh pemerintah. Ini kan mengancam nyawa manusia. Baru saja ada alat grider (jatuh) dan ini ada (underpass Soetta) lagi,” ujar Bamsoet saat ditemui di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (6/2).
Bamsoet menegaskan, jika para kontraktor tersebut terbukti melakukan kesalahan terkait Standar Operasional Prosedur (SOP) kerja, mereka harus mendapat sanksi yang tegas. Tak menutup kemungkinan, lanjutnya, ada unsur tindakan korupsi di balik kesalahan prosedur tersebut.
"Apabila ada prosedur kesalahan kerja, maka pemerintah harus tegas memberi sanksi kepada kontraktor yang melaksanakan proyek tersebut," ucap Bamsoet.
ADVERTISEMENT
“Terutama harus diberikan sanksi yang keras dan tegas bagi kontraktor yang melaksanakan proyek itu. Mana tahu ada kekurangan perhitungan atau mengurangi spek. Ini juga bisa diancam korupsi,"ujar politisi Golkar itu.
Selain itu, Bamsoet juga mengimbau pemerintah memberi perhatikan lebih serius terkait keselamatan para pekerja proyek pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah DKI.
"Ngebut dalam pembangunan infratruktur setuju, cuma tingkat kehati-hatian juga harus menjadi pertimbangan,” tutup Bamsoet.