Ketua Harian PKB Tegur Hasbiallah Ilyas soal 'OTT Itu Kampungan'

25 November 2024 14:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ais Shafiyah Asfar. Foto: Dok. lezen.id
zoom-in-whitePerbesar
Ais Shafiyah Asfar. Foto: Dok. lezen.id
ADVERTISEMENT
Ketua Harian DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Ais Shafiyah Asfar menegur Anggota Komisi III DPR RI Hasbiallah Ilyas usai menyebut Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK kampungan.
ADVERTISEMENT
“Pak Hasbi saya kira agak keliru soal OTT, bagi saya OTT bukan kampungan, bukan juga pemborosan, tapi OTT ini salah satu instrumen pemberantasan korupsi yang tetap perlu dilakukan," kata Ais dalam keterangan tertulis, Senin (25/11).
Menurut Ais, OTT memang bukan indikator utama praktik haram korupsi menurun, tetapi OTT sebagai salah satu instrumen dalam pemberantasan korupsi tidak boleh dihilangkan.
"Harus kita garis bawahi prinsip utama dalam pemberantasan korupsi adalah upaya pencegahan. Pencegahan lebih efektif ketimbang penindakan dalam jumlah masif," tegas Ais.
Hasbiallah Ilyas tengah menjadi sorotan usai pernyataan kontroversinya tentang Operasi Tangkap Tangan KPK saat fit and proper test calon Dewas KPK, Rabu (20/11) lalu.
Saat itu Hasbiallah mengatakan ia setuju dengan pernyataan Luhut Binsar Pandjaitan bahwa OTT adalah hal yang kampungan karena merugikan negara.
ADVERTISEMENT
Sebab, OTT baru dilakukan saat uang negara sudah dicuri.
“Saya setuju dengan Pak Luhut kalau OTT itu hanya kampungan, sebab OTT itu hanya merugikan uang negara,” kata Hasbiallah kepada Wisnu Baroto yang saat itu mengikuti fit and proper test Cadewas KPK, Rabu (20/11) kemarin.
Politikus PKB Hasbiallah Ilyas ditemui setelah pendaftaran RK-Suswono di KPU Jakarta, Rabu (28/8). Foto: Abid Raihan/kumparan
Untuk mengindari kerugian negara Hasbiallah pun menyarankan agar KPK menelpon oknum yang terindikasi korupsi alih-alih melakukan OTT yang menurutnya banyak menghabiskan anggaran.
“Kenapa kita tidak bisa kalau nanti bapak terpilih, bapak harus mengambil sikap ekstrem. Kalau sudah tahu misalnya salah satu pejabat negara, gubernur atau bupati melakukan korupsi atau indikasi melakukan korupsi itu paling tidak kita sampaikan, kita telepon, ‘Hai bapak jangan melakukan korupsi. Melakukan korupsi anda saya tangkap'. Kan selesai, tidak ada uang negara yang dirugikan,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Terkait pernyataan ini, Hasbiallah mengaku bercanda saat mengutarakan pernyataan tersebut.
“Kenapa tidak dari awal sudah ada indikasi, diperingatkan. Itu tidak ada uang negara yang hilang maksud saya kan seperti itu, antisipasi di awal Itu kan bahasa telepon, bahasa lelucon itu, bahasa bercanda,” kata Hasbiallah saat dihubungi, Senin (25/11).
Ia menjelaskan bahwa esensi dari pernyataannya adalah melakukan pencegahan sehingga bisa meminimalisir kerugian negara.
“Tujuan saya primadonanya itu adalah pencegahan bukan berarti kita tidak mau, bukan berarti kita tidak setuju dengan tangkap tangan. Saya setuju (OTT) di awal saya bilang setuju,” katanya.