Ketua Komisi D DPRD DKI Usul Korban Kebakaran Plumpang Direlokasi ke Wisma Atlet

Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Ida Mahmudah, mengusulkan agar warga Kampung Tanah Merah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang , Jakarta Utara, bisa menggunakan Wisma Atlet Pademangan sebagai tempat tinggal sementara.
“Kenapa Pemda DKI tidak minta kepada Mensesneg untuk Wisma Atlet Pademangan dibuat aja [untuk] mereka [korban kebakaran]. Ini darurat ya, daripada mereka mesti cari kontrakan atau rumah tinggal sementara,“ kata Ida saat dikonfirmasi wartawan melalui sambungan telepon, Selasa (7/3).
Hanya saja, Pemprov DKI harus mengurus perizinan secara langsung kepada Kementerian Sekretariat Negara karena Wisma Atlet merupakan aset negara. Pemerintah pusat biasanya harus menghibahkan aset negara kepada pemerintah daerah untuk bisa dikelola mandiri oleh BUMD.
Namun, menurut Ida, karena kasus kali ini mendesak, maka seharusnya pemerintah pusat bisa memberikan pinjaman sementara aset negara itu kepada pemerintah DKI.

“Saya pikir darurat, saya yakin, kok, Mensesneg langsung ngasih itu kalau Pemda DKI mau minta untuk itu ditempatin oleh saudara kita yang sedang kena musibah,” lanjut politisi PDI Perjuangan itu.
Selain Wisma Atlet, Rusun Nagrak di Cilincing Jakarta Utara menurut Ida juga bisa menjadi solusi. Apalagi Rusun Nagrak memiliki kurang lebih 10 tower yang bisa difungsikan sebagai tempat tinggal sementara.
Menurut Ida, usulannya ini juga bisa menjadi opsi jangka panjang. Sebab, warga korban kebakaran selama ini memang tinggal di atas tanah dengan status kepemilikan yang tidak jelas.
Sehingga sudah menjadi kewajiban bagi Pemprov DKI Jakarta untuk mengutamakan penyediaan tempat tinggal bagi warga setempat.
“Kan, kita harus memang memberi hunian yang layak terhadap warga kita. Kalau mereka ini selama ini tinggal di Tanah Merah, memang status tanahnya tidak jelas, itu mereka memang butuh hunian yang layak,” pungkas Ida.
Selama ini Ida mendorong agar Wisma Atlet — yang dulu menjadi RS COVID-19 — segera dialihfungsikan daripada mangkrak dan menjadi 'sarang kuntilanak'.