Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Ketua KPU RI Mochammad Afifuddin menilai metode pencoblosan dalam pemilu di Indonesia sudah saatnya dievaluasi. Menurutnya, sistem pemungutan suara elektronik atau e-voting perlu mulai dipertimbangkan sebagai langkah modernisasi pemilu.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikannya dalam diskusi publik bertajuk Kupas Tuntas Rencana Revisi Undang-Undang Pemilu dan Pemilihan di kantor Bawaslu, Jakarta, Kamis (8/5).
Afif mengatakan, metode pencoblosan manual masih digunakan di Indonesia meskipun sudah pernah dicoba berbagai sistem sebelumnya, termasuk nyontreng.
“Teman-teman sekalian ingat, saya lupa tahun berapa kita pernah loh nyontreng. Saat itu isu di medianya apa? Masa kita ini menjadi negara yang dikatakan paling bodoh di dunia karena hanya sedikit negara yang kemudian memilihnya masih nyoblos,” ujar Afif.
Ia menjelaskan, pemilu di Indonesia telah mencoba berbagai sistem. Namun, ke depan, pemanfaatan teknologi harus mulai dipikirkan secara serius.
“Termasuk yang kemarin dikomentari Pak Ketua Bawaslu, soal e-voting. Ya pasti kan ada usulan-usulan ini karena bagaimanapun kami dari sisi KPU terkait dengan sistem, tidak ada sistem KPU yang dibuat oleh para pendahulu kami itu kemudian kami matikan. Semua kami modernisasi, semua kami upayakan adanya pengembangan,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Afif menambahkan, teknologi informasi adalah prasyarat utama jika Indonesia ingin beralih ke sistem pemilu berbasis elektronik. Namun ia mengingatkan, persiapan harus matang dan basis hukumnya harus jelas agar tidak menimbulkan masalah dalam pelaksanaannya.
“Kalau kemudian larinya seperti e-voting kah, atau e-conting kah, itu kan diskusi yang selama ini juga muncul. Pada intinya, teknologi informasi prasyarat utama kalau kita mau menggunakan sistem kita dengan pemanfaatan teknologi, di mana saja. Dan pasti kita semua berpikir untuk itu,” tuturnya.
Ia menekankan pentingnya efisiensi dan adaptasi terhadap kemajuan teknologi dalam pelaksanaan pemilu di masa depan.