Ketua KPU RI Bantah Intimidasi KPU Daerah: Insyaallah Saya Masih Tahu Batas

11 Januari 2023 19:28 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua KPU Hasyim Asy'ari di Gedung KPU RI Jakarta (29/12/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua KPU Hasyim Asy'ari di Gedung KPU RI Jakarta (29/12/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua KPU RI Hasyim Asyari, kembali merespons dugaan intimidasi KPU pusat kepada KPU daerah dalam verifikasi faktual yang diadukan ke LPSK.
ADVERTISEMENT
Hasyim memastikan dirinya masih tahu batas dan tak melakukan hal tersebut. Hal itu disampaikan Hasyim kepada Komisi II DPR dalam rapat, Rabu (11/1).
Ia menanggapi sejumlah anggota yang menyinggung persoalan tersebut, terlebih setelah menerima laporan langsung dari Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Bersih sebelum rapat bersama KPU.
"Kami terima kasih Koalisi Masyarakat Sipil. Ketika diinfokan, jadi catatan evaluasi supaya hal-hal dikhawatirkan tidak terjadi. Kami sadar kalau ada paksaan, intimidasi, kami enggak sampai ke sana. Karena anggota KPU provinsi, dan lain-lain keluarga besar kami, jadi perhatian kami," kata Hasyim.
"Enggak sampai ke arah itu. Ada arahan, perintah, tapi tidak langgar SOP. Soal tuduhan ke saya soal yang pernah diadukan ke DKPP. Saya Insyaallah masih tahu batas kewajaran dan batas kepantasan dalam pergaulan. Insyaallah apa yang dituduhkan tidak dalam posisi saya lakukan. Saya tidak melakukan yang dituduhkan," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Rapat Komisi II dengan KPU, Bawaslu, DKPP, soal tahapan Pemilu 2024 dan isu aktual, Jakarta, Rabu (11/1/2023). Foto: Annisa Thahira Madina/kumparan
Meski begitu, Hasyim enggan memandang bahwa laporan tersebut merupakan fitnah.
"Saya enggak berani menyebut itu Bang Gaus [anggota Komisi II Guspardi Gaus]. Harus ada putusan pengadilan untuk disebut fitnah. Saya enggak berani buru-buru," jelasnya.
Menurut Hasyim, yang pasti jika dibaca utuh, maka pesannya kepada anggota KPU daerah justru kerap diisi peringatan agar tak melakukan penyalahgunaan jabatan.
"Kalau dibaca utuh, saya bukan manusia sempurna, pasti ada kesalahan, mungkin masih jadi ahli maksiat. Yang saya lakukan ingatkan syair Abu Nawas, saya sampaikan ke teman-teman provinsi supaya tidak sombong. Bahasa Indonesianya, 'ya Allah ya Tuhan, saya ini gak pantas masuk surga. Tapi saya juga nggak kuat masuk neraka. Maka ampuni dosa kami, karena hanya kepada-Mu lah Allah Maha pengampun' kira-kira gitu," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita baca detail yang saya baca itu ada terusannya. Supaya tidak sombong. Baru dikasih kekuasaan secuil, lalu Ketua KPU bergaya punya kekuasaan, ini gak boleh. Saya kira temen-temen ingat satu periode kemarin saya jadi anggota KPU divisi hukum dan pengawasan. Salah satu lagu wajib divisi hukum Sebujur Bangkai lagunya Rhoma Irama, ini tunjukkan supaya kita tidak silau dengan kekuasaan," tandas dia.