Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ketua MUI: Jangan Masjid-Sekolah Disusupi Pengkhianat yang Bicara dengan Israel
21 Juli 2024 10:08 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, menyebut gen Israel sudah mulai bergerak di kampus dan masjid di Indonesia. Ia meminta masyarakat waspada.
ADVERTISEMENT
"Upaya zionis, agen-agen zionis Israel terus bergerak, karena itulah waspadalah jaga Negara Kesatuan Republik Indonesia, jaga martabat dan kedaulatan bangsa Indonesia dari pengkhianat perjuangan," kata dia dalam kegiatan Sport Solidarity Day yang digelar di Patung Kuda, Jakarta Pusat, pada Minggu (21/7).
Kini, menurut Sudarnoto, sudah ada beberapa warga Indonesia yang jadi pengkhianat dengan melakukan pertemuan dan membuka pembicaraan dengan tokoh dari Israel. Menurut dia, perbuatan itu bertentangan dengan prinsip kemanusiaan yang berlaku di Indonesia bahkan internasional.
"Jangan sampai ada masjid yang disusupi oleh para pengkhianat, jangan ada sekolah yang disusupi oleh pengkhianat. Jangan sampai ada kampus yang disusupi oleh pengkhianat, dan jangan sampai ada ormas apa pun yang disusupi oleh pengkhianat," ucap dia.
ADVERTISEMENT
"Siapa mereka? Mereka adalah yang sudi untuk berbicara, dipengaruhi dan bekerja sama dengan agen Israel, agen zionis di Indonesia dan di mana saja. Allahuakbar," lanjut dia.
Maka dari itu, Sudarnoto mengajak seluruh elemen masyarakat tetap menjaga semangat persatuan dalam upaya mendukung perjuangan yang dilakukan oleh Palestina.
"Jangan ikuti mereka yang melakukan langkah seperti yang dilakukan oleh zionis Israel. Allahuakbar," kata dia.
Baru-baru ini ramai 5 tokoh Nahdliyin bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog. Mereka adalah Gus Syukron Makmun, Dr. Zainul Maarif, Munawar Aziz, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania.
Ketua PBNU Gus Yahya Cholil Staquf juga telah meminta maaf atas peristiwa ini. Katanya, mereka pergi tanpa persetujuan PBNU.
ADVERTISEMENT