Ketua MUI Terangkan Potensi Ekonomi Syariah ke Mahasiswa di Kampus di Thailand

11 November 2024 19:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua MUI KH Cholil Nafis menyampaikan materi tentang dakwah melalui ekonomi syariah di Universitas Fathani Thailand. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ketua MUI KH Cholil Nafis menyampaikan materi tentang dakwah melalui ekonomi syariah di Universitas Fathani Thailand. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Ketua MUI KH Cholil Nafis didaulat berbicara tentang ekonomi syariah di kampus di Thailand. Cholil Nafis menerangkan betapa besar potensi ekonomi syariah, khususnya di Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
Dalam keterangannya, KH Cholil Nafis, Senin (11/11) menyampaikan di depan mahasiswa Universitas Fathani (Fatoni) Thailand, pada dasarnya manusia adalah makhluk ekonomi.
"Dan ekonomi Islam itu ada bersamaan dengan turunnya Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Ekonomi yang menjadi solusi untuk pemerataan dan penegakan keadilan sosial," beber Cholil.
Cholil menerangkan, ekonomi syariah menjadi penting untuk peningkatan taraf hidup masyarakat muslim di Asia Tenggara.
Cholil lalu menjabarkan, dakwah penyebaran ekonomi syariah mencakup tiga hal: pertama, ekonomi yang terhindar dari gharar, riba dan maisir (gharim).
Ketua MUI KH Cholil Nafis menyampaikan materi tentang dakwah melalui ekonomi syariah di Universitas Fathani Thailand. Foto: Dok. Istimewa
Kedua, ekonomi yang mengubah sistem berdasarkan kapitalisme atau sosialisme menjadi sistem berkeadilan melalui penetapan peraturan perundang-undangan. Ketiga, ekonomi yang memberdayakan dan menguatkan daya beli umat.
"Tiga hal itu dapat mengubah sosial ekonomi masyarakat sekaligus mengubah ideologi dan orientasi berpikir serta keilmuannya," urai dia.
ADVERTISEMENT
Menurut Cholil, sistem yang digunakan berpijak kepada khazanah Islam dan praktiknya mengacu pada fikih muamalah. Biasanya dakwah melalui ekonomi syariah lebih akomodatif dan mudah diterima oleh pihak lain karena acuannya adalah etika dan moral.
"Potensi ekonomi Islam di Asia tenggara seperti Indonesia dan Thailand sangat baik karena mayoritas penduduknya muslim. Tentu ini captive market yang dapat dimaksimalkan perputaran ekonominya," ungkapnya.
Pada 2021, misalnya, terdapat 1,9 miliar penduduk muslim di seluruh dunia dengan belanja sebesar USD2 triliun untuk produk halal. Diperkirakan meningkat hingga mencapai USD4,96 triliun pada 2030
"Data itu menunjukkan bahwa ekonomi syariah menjadi sarana dakwah yang efektif saat yang bersamaan dapat menjadi instrumen pemberdayaan umat dan peningkatan ekonomi masyarakat," tutup dia.
ADVERTISEMENT