Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif menuding pemerintah tak ingin Imam Besar FPI Habib Rizieq berada di Indonesia. Karena itu Rizieq dicegah tak bisa masuk ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Pernyataan dari Menko Polhukam yang menyatakan bahwa negara juga perlu mempertahankan eksistensinya justru memperkuat bahwa penguasa memang tidak menginginkan keberadaan HRS di Indonesia," jelas Slamet yang juga orang dekat Rizieq ini dalam jumpa pers di Markas FPI, Petamburan, Jakarta, Senin (11/11).
Rizieq pergi ke Saudi pada 2017 untuk umrah, bertepatan dengan pemanggilan dirinya oleh Polda Metro Jaya sebagai saksi kasus pornografi. Hingga kini Rizieq belum bisa kembali ke Indonesia. Slamet menuding ada yang mencegah Rizieq masuk ke Indonesia.
"Perlu kami klarifikasi bahwa tidak ada satu pun kehendak dari IB HRS untuk menghancurkan eksistensi NKRI. Apa yang dilakukan selaku ulama adalah semata-mata menjalankan kewajiban agama, menegakkan amar ma'ruf nahi munkar dan menasihati penguasa agar tidak bertindak sewenang-wenang bahkan zalim," beber dia.
ADVERTISEMENT
Slamet menegaskan, justru penguasa menciptakan persepsi Rizieq seolah akan mengancam eksistensi negara.
"Perlu kita luruskan, negara ini bukan milik penguasa, negara ini adalah milik rakyat Indonesia. Sebagai pemilik tentu saja di luar logika sehat pemilik bila ada yang berpikir pemilik mengancam eksistensi kepemilikannya," tutup Slamet.