Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Ketua RT: Tak Ada Ambulans Usai Penembakan Yosua, Tak Tahu Diangkut Pakai Apa
13 Juli 2022 17:40 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Insiden polisi tembak polisi terjadi di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat (8/7) sore.
ADVERTISEMENT
Baku tembak itu melibatkan Bharada E dengan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat. Akibatnya, Brigadir Yosua tewas dalam kejadian itu.
Ketua RT setempat, Mayjen Pol (Purn) Seno Sukarto mengungkapkan, usai kejadian tersebut tak ada yang melihat adanya ambulans. Karena itu pula tidak tahu persis bagaimana proses jenazah Yosua dibawa.
"Enggak tahu (proses bawa jenazahnya). Iya, ada ambulans ke sini juga ya enggak nangkap. Saya enggak tahu diangkut pakai apa," ungkap Seno kepada wartawan, Rabu (13/7).
Seno juga mengungkapkan, tak ada rekaman CCTV yang terpasang di beberapa titik di kompleks tersebut. Sebab sehari setelah kejadian itu, decoder CCTV diganti oleh polisi.
"Maksudnya (yang diganti) itu bukan CCTV di rumah Pak Sambo, (tapi) CCTV alatnya [decoder] yang di pos. Iya (diganti polisi)," jelas Seno.
ADVERTISEMENT
Versi Kapolres Jaksel Kombes Budhi Herdi, insiden baku tembak itu berawal dari teriakan minta tolong istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Chandrawati. Ia berteriak sebab Brigadir Yosua masuk ke kamarnya dan melecehkannya.
Brigadir Yosua merupakan anggota Bareskrim Polri yang ditugaskan sebagai sopir dinas istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
Teriakan Putri rupanya didengar oleh Bharada E, anggota Brimob yang bertugas sebagai pengawal Kadiv Propam. Ia kemudian mendatangi sumber suara.
Aksi Brigadir Yosua dipergoki oleh Bharada E. Ia pun panik dan melepaskan tembakan ke Bharada E. Namun tembakan itu meleset dan langsung dibalas oleh Bharada E.
Saling tembak antara Brigadir Yosua dengan Bharada E pun terjadi. Total ada 12 kali tembakan dalam peristiwa itu.
ADVERTISEMENT
Akibatnya Brigadir Yosua tewas dalam kejadian itu. Jasadnya juga telah diserahkan ke pihak keluarganya di Jambi.
Namun kasus tak berhenti di situ. Keluarga Yosua memberikan ada keanehan di jasad Yosua, ada luka lebam, luka sayatan, dan jarinya putus. Keluarga juga mengaku mendapat intimidasi.
Live Update