Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Ketua RT 13, Nurjanah, mengungkapkan keseharian Siti Elina, wanita bersenjata api yang mencoba menerobos kawasan Istana Merdeka. Menurut pandangannya, Lina jauh dari keterlibatan jaringan terorisme.
ADVERTISEMENT
"Itu mah jauh (keterlibatan terorisme), karena dia memang benar-benar tidak tahu kalau urusan itu. Kalau yang saya lihat ya, sebatas yang saya lihat," kata Nurjanah saat ditemui di kediamannya di Koja, Jakarta Utara, Rabu (26/10).
Nurjanah menjelaskan, Lina memang besar di kawasan Koja. Orang tuanya pun tercatat lahir di Jakarta. Dia menikah dengan seorang pria bernama Bahrul Ulum sekitar 4 tahun yang lalu.
Dari pernikahan itu, Lina dikaruniai 2 orang anak yang saat ini masih berusia balita. Anak sulungnya masih berusia 3 tahun sementara yang kedua berumur 1,5 tahun.
Lina diketahui tak mempunyai pekerjaan tetap. Dia biasa mengisi waktu luangnya dengan mengajari anak-anak mengaji.
"Bekerja hanya sebagai sebatas guru-guru ngaji kecil-kecilan. Dia bantu temannya, dari teman ke teman itu bantu. Dia mungkin ingin mengeluarkan, ibaratnya dia bisa mengajar, ada ilmu sedikit dia kasih ke anak-anak, yang saya dengar dua bulan terakhir dia ngajar Iqra, itu yang saya dengar," terangnya.
ADVERTISEMENT
Nurjanah menilai, kehidupan Lina terbilang miris. Dia kini tinggal di rumahnya bersama dua anak dan ibundanya. Suaminya tak lagi bersama Lina. Baru-baru ini mereka memutuskan untuk pisah ranjang.
"Dia punya anak dua, jajannya, makannya setiap hari dari mana, sementara pemasukan tidak ada. Itu yang saya miris," ungkap Nurjanah.
Hidup Lina kini hanya bergantung pada kakaknya saja. Lina merupakan anak terakhir dari 4 bersaudara. Semua kakaknya laki-laki dan bekerja sebagai pelaut.
"Yang paling dekat sama dia abangnya yang pertama, maksudnya kalau ada apa-apa dia ke sini, mungkin ngasih duit atau apa, abangnya juga sayang sama dia," jelas Nurjanah.
Hal tersebutlah, menurut Nurjanah, yang membuat Lina berani melakukan hal nekat. Berbekal pistol yang diduga dia curi dari pamannya yang merupakan mantan anggota ABRI (sekarang TNI), Lina nekat mencoba menerobos Istana Merdeka demi mengungkapkan keresahannya.
ADVERTISEMENT
"Memang ini unsurnya cuma stres aja. Itu menurut logika saya aja ,ya. Karena saya melihat tingkah laku yang aneh-aneh itu di luar ini kita enggak," katanya.
Siti Elina ditangkap polisi setelah mencoba menerobos kawasan Istana Merdeka, Jakarta Pusat pada Selasa (25/10) sekitar pukul 07.00 WIB. Elina yang mengenakan kerudung dan cadar itu juga membawa senjata api diduga jenis FN.
Kini Elina masih berada di Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan intensif terkait perbuatannya.