Ketum MUI Minta Candaan Zulhas Tak Dipolitisasi, Ingatkan Hati-hati Bercanda

21 Desember 2023 21:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendag Zulkifli Hasan hadiri forum bisnis RI-AS, di Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia di New York, Amerika Serikat (AS), Senin (22/11/2023). Foto: Dok. Kemendag
zoom-in-whitePerbesar
Mendag Zulkifli Hasan hadiri forum bisnis RI-AS, di Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia di New York, Amerika Serikat (AS), Senin (22/11/2023). Foto: Dok. Kemendag
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Umum MUI KH Anwar Iskandar memberi tanggapannya terkait video Menteri Perdagangan yang juga Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) yang viral.
ADVERTISEMENT
Zulhas melontarkan candaan bacaan “amin” yang hilang oleh jemaah dan tahiyat dengan 2 jari. Hal itu ia tuturkan pada acara Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) pada Selasa (19/12/2023).
Menurut Anwar Iskandar, bacaan “amin” di salat sendiri sifatnya sunah. Oleh karena itu, ia menilai tak ada alasan untuk melebih-lebihkan hingga mempolitisasinya.
"Suatu kalimat yang disunahkan oleh syariat untuk dibunyikan setelah orang membaca waladdhollin atau ketika orang berdoa. Itu hukumnya sunah, aslinya seperti itu," ujar Anwar Iskandar di kediamannya di Kota Kedir, Kamis (21/12).
"Artinya, amin (di penghujung surat Al-Fatihah ketika salat) itu mudah-mudahan Allah mengijabah permintaan saya, orang tua saya, dan guru-guru saya," tambahnya.
Pengasuh Ponpes Al-Amien Kediri ini menyatakan bacaan amin di penghujung surat Al-Fatihah sudah ada sejak zaman dahulu.
ADVERTISEMENT
"Itu sudah ada sejak partai-partai ini ada, sudah ada sejak Indonesia belum ada, sudah ada sejak dahulu kala, dan akan selalu ada sampai kiamat," ungkapnya.
Anwar merasa hal biasa ketika para jemaah mengikuti salat namun tidak menyebut bacaan amin. Ia pun meminta masalah bacaan amin dalam salat dipolitisasi dan dicampuradukan dalam politik.
"Jadi itu biasa saja, tidak ada urusannya sama Anies-Muhaimin. Tidak mengucapkan, tidak berarti salatnya tidak sah, enggak ada urusannya sama politik. Saya minta jangan mengait-ngaitkan amin dalam salat dengan AMIN Anies Baswedan," jelasnya.
Anwar meminta publik tidak melebih-lebihkan dan menambah panjang polemik terkait apa yang disampaikan Zulhas soal bacaan Amin dan 2 jari saat tahiyat. Sebab, itu hanya bercandaan.
ADVERTISEMENT
"Nah, kemudian akhir-akhir ini pak Kiai Abdul Somad, Ustaz Adi Hidayat, juga Pak Anies Baswedan, dan terakhir Pak Zulhas membuat candaan dengan mengait-ngaitkan orang yang sedang salat karena cintanya pada paslon tertentu, kemudian tidak mau mengucapkan Amin. Bahkan saya lihat di video Pak Kiai Somad menampilkan berbagai mazhab tentang jari yang diucapkan ketika tahiyat. Bagaimana Mazhab Maliki, Mazhab Syafi'i, dan lain-lain," ungkapnya.
"Bahkan, terakhir candaan Kiai Somad tentang orang yang mendukung calon tertentu, ketika tahiyat tidak pakai satu jari tapi dua jari, itu bercandaan," tambah Anwar.

Situasi Politik Mulai Memanas, Ingatkan Paslon Hati-hati Bercanda

KH Anwar Iskandar. Foto: Asmaul Chusna/Antara
Menurut Anwar, kondisi menjelang pemilu dan pilpres, memang suasana politik menjadi memanas, sehingga banyak hal yang dikaitkan ke politik. Anwar pun meminta semua pihak termasuk para capres-cawapres berhati-hati bercanda soal agama.
ADVERTISEMENT
"Nah, karena ini nuansanya politik, sehingga akhirnya jadi ramai. Akhirnya ramai. Tetapi saya berharap bahwa kita ini berhati-hati. Saya minta ketika para ustaz ngaji berhati-hati dalam bercanda. Ketika capres berpidato atau bercanda, hati-hati bercanda. Ketika pimpinan partai bercanda dengan diksi-diksi agama, saya berharap supaya hati-hati," tegasnya.
"Nasihat kepada pemimpin dan rakyat, para pemimpin, politisi, dai, ulama dinasihati Rasulullah agar hati-hati, karena tajamnya mulut lebih berbahaya daripada tajamnya pisau," tambahnya.
Anwar juga mengimbau seluruh rakyat Indonesia tidak mudah terpecah belah dan tetap menjaga persatuan di tahun politik ini.
"Kami berharap kepada seluruh bangsa, rakyat Indonesia untuk tetap menjaga persatuan Indonesia. Tetap menjaga Indonesia yang damai, pemilu yang damai, Indonesia yang aman. Jangan sampai karena kasus ini kita terprovokasi. Sebab, tentu kita tidak ingin bahwa pemilu ini akan berakibat pecahnya persatuan Indonesia. Persatuan ini mahal sekali," jelas dia.
ADVERTISEMENT
"Rakyat juga kita nasihati supaya tidak terprovokasi ke hal-hal yang tidak menguntungkan. Kita tetap pemilu damai, aman. Bahwa ada perbedaan pilihan, ya itu bagian dinamika demokrasi tapi tidak berarti membawa akibat hancurnya Indonesia," pungkasnya.
(LAN)