Ketum Partai Ummat Pamerkan 'Baju Tempur' Amien Rais saat Gulingkan Soeharto

29 April 2023 15:26 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi mengenakan 'baju tempur' Amien Rais ketika menghadiri syawalan dan Rakerwil Partai Ummat DIY di Tajem, Kabupaten Sleman, Sabtu (29/4). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi mengenakan 'baju tempur' Amien Rais ketika menghadiri syawalan dan Rakerwil Partai Ummat DIY di Tajem, Kabupaten Sleman, Sabtu (29/4). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
'Baju Tempur' Amien Rais dipamerkan dalam acara syawalan dan Rakerwil Partai Ummat DIY di Tajem, Kabupaten Sleman, Sabtu (29/4). Baju yang dimaksud ialah kemeja batik itu dikenakan Amien Rais pada 25 tahun yang lalu saat menggulingkan Presiden Soeharto.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi yang juga menantu Amien Rais mengenakan 'Baju Tempur' tersebut.
"Sahabat semua ini ada yang tahu enggak saya pakai bajunya siapa? Jadi kok mungkin tidak pakai baju Partai Ummat? Jadi baju ini 25 tahun yang lalu dipakai Pak Amien Rais ketika menumbangkan Soeharto. Ketika di Gedung DPR waktu itu. Pak Amien sendiri lupa," kata Ridho.
Soeharto turun. Foto: Wikimedia Commons
Alasan Ridho memakai baju ini agar para kader Partai Ummat memaknai bahwa hari ini telah memasuki medan perang untuk memenangkan Pemilu 2024.
"Terlebih jauh lagi sebagaimana niat kita yang mulia yaitu untuk membangun negeri baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur dengan memenangkan Pemilu 2024," katanya.
"Jadi ini suasana yang kita bangun, maka hari ini saya pakai khusus baju tempur tersebut," jelas Ridho.
Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais usai syawalan dan Rakerwil Partai Ummat DIY di Tajem, Kabupaten Sleman, Sabtu (29/4). Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
Dalam pidatonya, Ridho menyinggung soal politik nasional Indonesia yang mandek berpikir. Tidak ada gagasan, yang ada gimmick kosong dan koalisi yang rapuh.
ADVERTISEMENT
"Dan sekarang kita lihat tidak ada keteladanan, yang ada hanya tontonan atau narasi pikiran-pikiran yang kosong yang kelihatan syahwatnya itu ingin berkuasa ingin mengendalikan. Ini politik nasional kita," ujarnya.
Strategi Partai Ummat ke depan menurut Ridho adalah percepatan dan akselerasi perjuangan. Selain juga diimbangi dengan keseriusan dan keyakinan.
"Kehidupan nasional itu semrawut, politik nasional itu kacau kita tidak bisa lagi dengan gerakan-gerak yang pelan-pelan yang terlalu slow, terlalu manis gitu, terlalu landai, dan seterusnya. Kita butuh percepatan kita butuh melompat, kita butuh melampaui itu semuanya," katanya.
Dia meminta para kader untuk sering tampil dan menyerukan menegakkan keadilan dan melawan kezaliman.
"Mulai perjuangan kita salah satunya dari masjid ke masjid. Ini yang kita lakukan juga. Selama Ramadhan DPP mulai tanggal 22 maret hingga hari terkahir (puasa) kita road show di DKI dan juga Jawa Barat. Dari masjid ke masjid kita sampaikan narasi tegakkan keadilan lawan kezaliman. Ini yang belum dibahas ini yang belum disampaikan," katanya.
ADVERTISEMENT
"Para kader juta diminta aktif ke kampus-kampus untuk menyuarakan tentang hal ini. "Saya minta nanti dengan kapasitas para pengurus DPW, DPD hingga DPC setiap Jumat ada yang tugas khatib tiap minggu ada yang pengajian. Masuki kampus-kampus juga sampaikan narasi perjuangan kita tentang lawan kezaliman dan tegakkan keadilan," pungkasnya.
Partai Ummat menyatakan diri mendukung Anies Baswedan sebagai capres pada Pemilu 2024. Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais pun menyarankan Anies berpasangan dengan tokoh dari Indonesia timur.