Kewalahan Kelola Populasi Gajah, Zimbabwe Ingin Jual Gading Sitaan

25 Mei 2022 9:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Gajah di Taman Nasional Hwange Zimbabwe, Afrika Selatan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gajah di Taman Nasional Hwange Zimbabwe, Afrika Selatan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Zimbabwe membuka konferensi internasional untuk menggalang dukungan agar diizinkan menjual simpanan gading gajah sitaan negara mereka.
ADVERTISEMENT
Konferensi tiga hari ini dimulai Senin (23/5/2022) di Taman Nasional Hwange, taman margasatwa terbesar yang berada di barat daya Zimbabwe. Perwakilan dari 16 negara Afrika, serta Jepang dan China, konsumen utama gading gajah, akan menghadiri pertemuan tersebut.
Diberitakan Associated Press, Harare mengatakan populasi gajah mereka tumbuh dengan pesat antara 5% hingga 8% per tahunnya. Zimbabwe sangat membutuhkan dana dari penjualan gading untuk mengelola populasi gajah mereka.
Ilustrasi Gajah di Taman Nasional Hwange Zimbabwe, Afrika Selatan. Foto: Shutter Stock
Populasi 100 ribu gajah Zimbabwe diperkirakan telah melebihi dua kali lipat daya dukung taman nasionalnya. Gajah yang penuh sesak menghancurkan pohon dan semak yang penting bagi mereka dan satwa liar lainnya.
Negara tetangga Zimbabwe, Botswana, memiliki populasi gajah terbesar di dunia dengan lebih dari 130.000 ekor. Populasi gajah di kedua negara meliputi hampir 50% gajah di seluruh dunia. Baik Zimbabwe dan Botswana mengaku kesulitan dalam mengatasi jumlah gajah yang terus meningkat pesat di negara mereka.
ADVERTISEMENT
Upaya Zimbabwe untuk menjual gading ini menuai kontroversi. Sejumlah kelompok konservasi mengatakan, setiap upaya penjualan gading selalu meningkatkan angka perburuan satwa.
Negara-negara Afrika Selatan telah dua kali diizinkan untuk menjual stok gading mereka ke Jepang dan China pada 1997 dan 2008. Penjualan terbatas itu pada akhirnya mengakibatkan peningkatan drastis perburuan liar di seluruh benua.
Koalisi 50 organisasi satwa liar dan hak-hak hewan dari seluruh dunia mengeluarkan pernyataan bersama yang menentang upaya Zimbabwe pada Senin. Mereka menyebut konferensi tersebut mengirim sinyal berbahaya kepada pemburu dan sindikat kriminal bahwa gajah hanyalah komoditas.
"Melegalkan perdagangan gading, termasuk dengan mengizinkan penjualan 'satu kali' lainnya bisa memiliki konsekuensi bencana yang sama," tulis mereka.
Penolakan juga datang dari Kenya dan anggota Koalisi Gajah Afrika lainnya, yang 32 anggotanya sebagian besar adalah negara-negara Afrika Timur dan Barat yang memiliki lebih sedikit gajah.
ADVERTISEMENT
Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Terancam Punah (CITES) melarang perdagangan gading internasional pada 1989 untuk mengurangi perburuan. Selain melarang penjualan gading, CITES pada 2019 juga memberlakukan pembatasan penjualan gajah liar yang ditangkap di Zimbabwe dan Botswana. Langkah disambut hangat oleh beberapa konservasionis tetapi mengecewakan pihak berwenang yang kesulitan mengelola taman nasional mereka yang penuh sesak.
Para pejabat telah memperingatkan bahwa Zimbabwe dapat keluar dari CITES jika mereka tidak diizinkan untuk menjual 130 ton gadingnya, yang diperkirakan bernilai USD 600 juta.
Penulis: Airin Sukono.