KH Miftachul Akhyar Sebut Akan Ada Instruksi PBNU jika Sudah Dekat Pencoblosan

18 September 2023 11:33 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Polhukam Mahfud MD dan Ketum MUI KH Miftachul Akhyar dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam. Foto: Humas Kemenko Polhukam
zoom-in-whitePerbesar
Menko Polhukam Mahfud MD dan Ketum MUI KH Miftachul Akhyar dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam. Foto: Humas Kemenko Polhukam
ADVERTISEMENT
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar meminta agar Musyawarah Nasional (Munas) dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama (NU) rutin diselenggarakan.
ADVERTISEMENT
"Karena itu monggo Munas dan Konbes ini dan mungkin setiap tahun akan ada Munas dan Konbes dan mungkin periode ini akan kita lebih sering-sering ada Munas dan Konbes," kata Miftachul dalam pidatonya di pembukaan acara Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU di Ponpes Al Hamid, Cilangkap, Jakarta, Senin (18/9).
Bahkan, Miftachul menyebut diri berharap Munas dan Konbes dapat rutin diadakan sebulan sekali.
"Bila perlu satu tahun dua kali atau satu bulan nanti dalam rangka instruksi PBNU untuk umat," tutur dia.
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar saat menyampaikan sambutan pada upacara pembukaan Forum R20 di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali, Rabu (2/11). Foto: Dok. LTN PBNU/Suwitno
Lebih jauh, Miftachul mengapresiasi para pengurus cabang dan daerah NU yang sampai saat ini masih netral dan belum mengarahkan dukungan kepada salah satu bakal calon presiden.
ADVERTISEMENT
"Tapi alhamdulillah saya apresiasi para PW, para PC sampai sekarang saya belum mendengar ada yang jualan atau buka lapak sendiri-sendiri. Alhamdulillah," terang dia.
Dia menyinggung soal kader yang tidak pernah pulang, dan baru pulang ketika sedang mengalami masalah. Padahal, katanya, selama ini tidak pernah pulang karena senang di tempat yang membuatnya nyaman.
"Warganya ada di mana-mana dan tidak ke mana-mana yang tujuannya sebetulnya dia maton, mantap akidah, keyakinannya, prinsipnya tidak ke mana-mana tapi kenyataannya dia di mana-mana dengan seluruh apa yang ia miliki, bahkan semua perabot-perabot kekayaan Nahdlatul Ulama di bawa ke mana-mana," tandas dia.