Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Pemimpin Iran Ayatullah Khamenei tidak menunggu lama untuk mencari pemimpin baru Brigade Quds menggantikan pengganti Jenderal Qassem Soleimani yang dibunuh Amerika Serika t. Jenderal Email Ghaani, tokoh militer ternama Iran, yang kini maju memimpin Quds.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, Sabtu (4/1), sebelumnya Ghaani telah jadi wakil komandan Quds sejak 1997, mendampingi Soleimani yang tewas diroket AS di Baghdad pada Jumat (3/1). Dalam pernyataannya, Khamenei mengatakan program Quds tidak akan berubah di bawah kepemimpinan Ghaani.
Brigade Quds adalah bagian dari Garda Revolusi yang bertugas memperluas pengaruh Iran di kawasan. Quds bekerja mematangkan perang proksi Iran dengan menyokong milisi-milisi Syiah di Timur Tengah.
Ghaani lahir pada 8 Agustus 1957 di kota Mashhad, sebelah utara Iran. Dia menjalani masa muda di akhir-akhir kekuasaan monarki. Pada 1979, dia bergabung dengan Garda Revolusi yang berhasil menggulingkan Shah Mohammad Reza Pahlavi.
Ghaani juga terlibat dalam perang melawan Irak pada 1980-an yang menewaskan ratusan ribu orang. Dia lalu bergabung dengan Bridage Quds bersama Soleimani. Pada Minggu (5/1) Ghaani mengisahkan kehidupan perangnya bersama dengan Soleimani.
ADVERTISEMENT
"Kami adalah anak-anak peperangan. Kami adalah kamerad di medan perang, dan kami telah menjadi sahabat di pertempuran," kata Ghaani, seperti dikutip kantor berita IRNA yang dilaporkan Associated Press.
Bagi Amerika Serikat, Ghaani bukan sosok yang asing. Pada 2012, Kementerian Keuangan AS menjatuhi sanksi untuk Ghaani atas keterlibatannya dalam penyelundupan senjata ke Nigeria tahun 2010. Senjata tersebut akan dikirimkan Iran ke milisi Syiah di Irak dan Lebanon.
Di tahun yang sama, Ghaani menuai kecaman dari AS karena mengatakan "jika Iran tidak hadir di Suriah, pembantaian manusia akan lebih banyak lagi". Komentar itu disampaikan Ghaani setelah pembantaian 100 orang di Houla, provinsi Homs, oleh tentara Bashar al-Assad.
Pada 2017 media Iran mengutip Ghaani yang mengatakan bahwa "ancaman Trump terhadap Iran akan merusak Amerika. Kami telah mengubur banyak orang seperti Trump dan tahu bagaimana melawan Amerika."
ADVERTISEMENT