Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
ADVERTISEMENT
Gereja Katolik di Sri Lanka meniadakan seluruh kegiatan Misa Minggu hingga kondisi di wilayah tersebut membaik usai serangkaian aksi teror bom sepekan belakangan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Jumat (26/4), Uskup Agung Kolombo Kardinal Malcolm mengatakan kepada wartawan bahwa ia telah melihat dokumen keamanan internal yang bocor, yang isinya berupa peringatan akan kemungkinan serangan lebih lanjut terhadap gereja-gereja di Sri Lanka.
Peringatan waspada tidak hanya diberikan kepada masyarakat Katolik. Muslim di Sri Lanka pun didesak untuk melaksanakan salat di rumah setelah Badan Intelijen Negara memperingatkan kemungkinan serangan bom mobil sebagai bentuk aksi pembalasan.
Sejumlah perwakilan negara Asing seperti Amerika dan Inggris pun memberikan imbauan kepada warganya untuk tidak mengunjungi Sri Lanka, terutama tempat ibadah selama akhir pekan.
Hingga saat ini, pemerintah dan pihak kepolisian Sri Lanka masih berupaya melacak 140 orang yang diyakini terkait dengan ISIS, yang mengklaim bertanggung jawab atas aksi bom bunuh diri Minggu (21/4) lalu. Aksi yang menyerang 3 hotel dan 4 gereja tersebut menewaskan setidaknya 253 orang.
ADVERTISEMENT
“Polisi ingin menangkap mereka,” kata Presiden Maithripala Sirisena, dikutip dari Reuters, Jumat (26/4).
Hampir 10.000 tentara dikerahkan di seluruh negara bagian pulau Samudera Hindia itu untuk melakukan pencarian dan keamanan untuk masyarakat Sri Lanka.
Tak dapat dipungkiri, pasca serangan aksi bom bunuh diri ketegangan telah mencengkeram Sri Lanka. Jalan-jalan Kolombo terpantau sepi, banyak orang meninggalkan kantor lebih awal di tengah pengamanan negara yang lebih ketat pasca serangan itu terjadi.
Seluruh gereja Katolik di Sri Lanka meniadakan kegiatan Misa Minggu hingga kondisi di wilayah tersebut membaik, usai aksi teror bom pada Minggu (21/4).
Dikutip dari Reuters, Jumat (26/4), Uskup Agung Kolombo, Kardinal Malcolm, mengatakan kepada wartawan bahwa ia telah melihat dokumen keamanan internal yang bocor, di mana isinya berupa peringatan akan kemungkinan serangan lebih lanjut terhadap gereja-gereja di Sri Lanka.
Peringatan waspada tidak hanya diberikan kepada masyarakat penganut Katolik. Muslim di Sri Lanka pun didesak untuk melaksanakan salat di rumah setelah Badan Intelijen Negara memperingatkan kemungkinan serangan bom mobil sebagai bentuk aksi balasan.
ADVERTISEMENT
Sejumlah perwakilan negara asing seperti Amerika dan Inggris juga memberikan imbauan kepada warganya untuk tidak mengunjungi Sri Lanka, terutama tempat ibadah selama akhir pekan.
Hingga saat ini, pemerintah dan pihak kepolisian Sri Lanka masih berupaya melacak 140 orang yang diyakini terkait dengan ISIS, yang mengklaim bertanggung jawab atas aksi bom bunuh diri Minggu (21/4) lalu. Aksi yang menyerang 3 hotel dan 4 gereja tersebut menewaskan setidaknya 253 orang.
“Polisi ingin menangkap mereka,” kata Presiden Maithripala Sirisena.
Hampir 10.000 tentara dikerahkan di seluruh negara bagian pulau Samudera Hindia itu untuk melakukan pencarian dan keamanan untuk masyarakat Sri Lanka.
Tak dapat dipungkiri, pascaserangan aksi bom bunuh diri ketegangan telah mencengkeram Sri Lanka. Jalan-jalan Kolombo terpantau sepi, banyak orang meninggalkan kantor lebih awal di tengah pengamanan negara yang lebih ketat.
ADVERTISEMENT