Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Khawatir Buaya, Nelayan NTT di Perbatasan Timor Leste Berhenti Melaut
7 Oktober 2018 11:27 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB

ADVERTISEMENT
Sejumlah nelayan di Desa Netemnanu Utara, Kecamatan Amfoang Utara, Kabupaten Kupang, NTT yang berbatasan dengan Distrik Oecusse-Ambeno, Timor Leste, berhenti melaut karena khawatir terhadap serangan buaya di perairan setempat.
ADVERTISEMENT
"Saat ini para nelayan di sini berhenti melaut, ada banyak buaya yang berkeliaran di perairan Pulau Batek dan sekitarnya. Jadi mereka khawatir diserang," kata Kepala Desa Netemnanu Utara, Wemfied Komeo kepada wartawan di Netemnanu Utara, Minggu (7/10) seperti dilansir Antara.
Wemfield mengatakan, jumlah nelayan di Netemnanu Utara yang berhenti melaut karena takut serangan buaya itu berjumlah sekitar 25 orang.
Aktivitas penangkapan ikan, lanjutnya, selama ini hanya dilakukan di sekitar perairan dangkal atau pesisir karena hanya dilengkapi sarana perahu sampan yang dioperasikan secara manual.

Ia mengatakan, hasil tangkapan juga masih berupa ikan-ikan kecil seperti teri dan sarden yang umumnya untuk konsumsi rumah tangga maupun dijual.
"Hanya saja sekarang semua sudah berhenti melaut karena banyak buaya berkeliaran di perairan dekat sehingga mereka takut," katanya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, kehadiran buaya di perairan setempat telah mencemaskan warga sekitarnya karena sempat memakan korban sebanyak dua orang.
"Terakhir ada satu korban warga di sini yang diserang buaya dan dibawa ke perairan perbatasan hingga terdampar di Timor Leste. Lalu jenazahnya diantar ke sini," katanya.
Ia menambahkan, korban di desa yang bersebelahan dengan Desa Netemnanu Utara justru lebih banyak. Korban di desa tetangga itu, kata Wemfield, sudah sekitar tiga atau empat orang yang diserang buaya..
Welfied menyatakan, akibat takut melaut, maka sebagian besar nelayan setempat akhirnya beralih profesi menjadi petani.