Khofifah Bahas Pembangunan Kota Megapolitan di Jatim dengan Jokowi

18 Juni 2019 16:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa timur Khofifah Indar Parawansa usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Merdeka. Foto: Fahrian Saleh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa timur Khofifah Indar Parawansa usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Merdeka. Foto: Fahrian Saleh/kumparan
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (18/6).
ADVERTISEMENT
Ada sejumlah hal yang dibahas Khofifah bersama Jokowi. Salah satunya terkait dengan kesiapan daerah yang dipimpinnya menjadi kota megapolitan. Hal itu mengerucut pada fasilitas transportasi yang tengah dirancang Pemerintah Provinsi Jatim.
"Ya kami melaporkan ada dua Raperpres yang memang sudah dibahas di Menko Perekonomian. Kemudian kami ingin dapatkan detail penjelasan dari Presiden setelah draf dibahas di Menko Ekonomi," kata Khofifah di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (18/6).
Dia merinci rancangan peraturan dari Jokowi langsung terkait pembangunan Gerbang Kertasusila yang mencakup sejumlah wilayah di Jawa Timur. Dia menegaskan cukup membutuhkan transportasi umun
"Pertama adalah Raperpres tentang Gerbang Kertasusila (Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan). Ini kami butuh koneksivitas terutama dari public transportation," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa timur Khofifah Indar Parawansa (kiri) usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Merdeka. Foto: Fahrian Saleh/kumparan
"Kalau di Jakarta sudah ada 3 ring, sekarang mau bangun 4 ring ada MRT, kebetulan di Gerbang Kertasusila termasuk Surabaya belum ada ring-nya," lanjutnya.
Khofifah menuturkan, apa yang dilakukannya sebagai antisipasi dari dampak perubahan daerah yang kian berkembang pesat. Sehingga, sudah menyediakan pembangunan infrastruktur ke depannya dan dapat mendukung lalu lintas sehingga tak mengalami kendala.
"Kami bisa bayangkan daerah-daerah sampai radius 100 km dari Surabaya itu dalam waktu dekat sudah jadi megapolitan. Kita bisa bayangkan kayak apa padatnya public transportation dan itu akan menjadikan high cost apakah pada lalu lintas barang dan jasa atau lalu lintas publik," ujarnya.
Tak hanya itu, Khofifah juga membahas terkait rancangan perpres terkait pengembangan berbagai industri di kawasan Suramadu.
ADVERTISEMENT
"Kemudian ada, Raperpres Suramadu. Nah, BPWS (Badan Pengembangan Wilayah Suramadu). Kami cerita soal Jembatan Madura, kami harap ada industrialisasi yang bisa berkembang di Madura. Ada pemetaan 4 jenis industri yang kami ingin komunikasikan lebih detail, " pungkasnya.