Khofifah Minta Dinas PU Segera Perbaiki Jalan yang Rusak Akibat Banjir

8 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Khofifah Indar Parawansa di Kantor Wapres. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Khofifah Indar Parawansa di Kantor Wapres. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta para relawan untuk tetap siaga di sejumlah kabupaten/ kota yang terdampak banjir selama masa tanggap darurat bencana. Menurutnya, keberadaan relawan sangat dibutuhkan guna membantu masyarakat dalam kegiatan bersih-bersih usai banjir.
ADVERTISEMENT
"Harapan kita adalah proses tanggap darurat ini bisa antisipasi oleh semua tim, baik dari provinsi maupun dari kabupaten kota yang terdampak," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (8/3).
"Saya mohon relawan dalam waktu sampai tiga hari ini masih di lokasi karena mungkin bisa bantu ada bersih-bersih rumah yang butuh selang, butuh karbol, dan seterusnya," imbuhnya.
Kondisi banjir di wilayah Kabupaten Madiun difoto dari udara dengan pesawat Helikopter NAS-332 Super Puma dari Skadron Udara 6 Lanud Atang Sanjaya Bogor, Jumat, (8/3). Foto: ANTARA FOTO/Siswowidodo
Khofifah juga meminta Dinas Pekerjaan Umum (PU) setempat untuk segera memperbaiki sejumlah jalan dan jembatan yang rusak akibat banjir.
"Saya minta dinas PU itu tetap akan di daerah Mataraman sama BPBD. Saya minta Sekda sudah membagi, ada jalan yang patah cukup berbahaya di Pacitan. Jadi itu harus segera dicari solusi supaya tidak membahayakan bagi pengguna jalan terutama pada malam hari," ungkap mantan Menteri Sosial (Mensos) itu.
ADVERTISEMENT
Khofifah menuturkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono untuk mencari solusi jangka pendek dan jangka panjang atas bencana banjir tersebut.
"Pada titik-titik di mana saya kemarin bertelepon dengan Pak Menteri PUPR minta dikirim tim apa yang bisa mencari solusi jangka pendek, maupun jangka panjang strategis permanen," ujarnya.
Kondisi banjir di wilayah Kabupaten Madiun difoto dari udara dengan pesawat Helikopter NAS-332 Super Puma dari Skadron Udara 6 Lanud Atang Sanjaya Bogor, Jumat, (8/3). Foto: ANTARA FOTO/Siswowidodo
Selain berkoordinasi dengan Kementerian PUPR, Khofifah juga akan berkoordinasi dengan Menkominfo Rudiantara. Melalui koordinasi ini, Khofifah ingin mengetahui informasi yang cepat terkait kondisi topografi dan cuaca yang terjadi di sejumlah wilayah rawan bencana melalui sejumlah provider.
"Insyaallah besok lusa (10/3) Pak Rudiantara akan ke sini, saya akan komunikasikan supaya kita dapat support. Supaya pemprov bisa mendapat partnership dengan provider kita tidak ingin ada bencana alam," kata Khofifah.
ADVERTISEMENT
Khofifah ingin para provider ikut memberikan informasi ke masyarakat terkait prediksi cuaca dari BMKG.
"Bayangan saya akan terinformasikan bagi semua yang sedang di wilayah itu yang pegang handphone, yang pegang smartphone akan terkonfirmasi itu (informasi cuaca dari BMKG)," imbuhnya.
Kondisi banjir di wilayah Kabupaten Ngawi difoto dari udara dengan pesawat Helikopter NAS-332 Super Puma dari Skadron Udara 6 Lanud Atang Sanjaya Bogor, Jumat, (8/3). Foto: ANTARA FOTO/Siswowidodo
Dalam masa tanggap darurat bencana ini, Khofifah mengatakan, akan segera menjalankan program (Karang Taruna Siaga Bencana) Kencana. Yakni melatih ketanggapan Karang Taruna dalam kondisi kebencanaan sebagai bagian dari program 99 hari pertamanya.
"Sehingga saya bilang ke Kepala BPBD 99 hari pertama ada program Kencana, kencana itu Karang Taruna siaga bencana kita ingin segera kita apel kita bangun kewaspadaan. Supaya milenial Jatim membangun satu awareness," tuturnya.
Diketahui daerah terdampak banjir di Jawa Timur sebagian besar berada di wilayah Mataraman. Yakni Kabupaten Ngawi, Kabupaten/ Kota Madiun, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Magetan, Kabupaten/ Kota Kediri, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten/ Kota Blitar, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, dan Kabupaten Bojonegoro.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, masa tanggap darurat di berbagai wilayah bencana banjir itu ditentukan oleh masing-masing kepala daerah. Seperti, di Kabupaten Madiun yang menjadi daerah banjir terparah, Pemkab Madiun menetapkan masa tanggap darurat banjir selama 14 hari, terhitung dari tanggal 6-19 Maret 2019.