Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menerima kedatangan atlet senam Shalfa Avrila Siani (17) di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (2/12). Shalfa ditemani ibu dan kuasa hukumnya bertemu dengan Khofifah. Pertemuan itu digelar secara tertutup dari pukul 13.00 WIB hingga 15.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Usai pertemuan, Khofifah menjelaskan, dia meminta oknum pelatih yang diduga menuduh atlet senam Shalfa Avrila Siani (17) tidak perawan untuk meminta maaf. Sebab, Shalfa mengalami trauma berat akibat tuduhan tersebut.
“Berita yang sempat terkonfirmasi, kembali saya ingin menyampaikan kalau itu betul dilakukan pelatih dengan mendesak jawaban atau respons tertentu, maka saya minta tolong pelatih kalau betul melakukan itu, segeralah minta maaf. Saya tidak ingin ada trauma muncul bagi atlet junior seperti Shalfa ini,” ujar Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (2/12).
Khofifah menilai, segala hal di luar dari olahraga dan prestasi tidak etis dijadikan pertimbangan bahwa atlet tersebut laik atau tidak. Terlebih, berhubungan dengan privasi atlet.
“Di dalam proses pembinaan atlet, yang diukur adalah kedisiplinan, pembinaan karakter, tapi bahwa indeks prestasi menjadi indikator yang utama atlet masuk di pusat,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
“Oleh karena itu hal-hal di luar indikator prestasi yang kemudian mempengaruhi bahkan itu dijadikan dasar pertimbangan utama sampai degradasi itu yang tidak dibenarkan,” imbuh Khofifah.
Khofifah berusaha menenangkan hati Shalfa untuk tetap sabar, tegar, dan tenang, atas masalah tersebut. Ia menilai, Shalfa mengalami tekanan berat atas tuduhan tersebut. Khofifah juga meminta agar ada trauma healing untuk Shalfa. Salah satunya, dengan memindahkan sekolahnya dari Gresik ke Kediri, tempat tinggal keluarganya.
“Saya sampaikan pertama, menangkan hatimu karena pasti butuh psychosocial theraphy. Social punishment itu berat. Saya tadi rembukan sama Pak Airlangga Ketua KONI, pada dasarnya di Puslatda ada psikolognya. Sehingga psychosocial theraphy penting,” ungkapnya.
“Saya pesan cara menenangkan hati dengan banyak berzikir. Lalu pertama tentu adalah untuk pendidikannya Shalfa,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu Ketua Pengurus Besar Persatuan Senam Seluruh Indonesia (PB PERSANI), Ita Yuliati, menyebut Shalfa tak dipilih karena prestasinya menurun. ''Tak terpilihnya Shalfa karena murni prestasi saat penilaian di pemusatan latihan sebelum ke SEA Games,'' kata Ita saat ditemui di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (29/11).
Karena penurunan prestasi itulah Shalfa akhirnya dipulangkan dari pemusatan latihan dari Gresik dan diganti dengan atlet lain yang lebih berprestasi.
"Saat pelatnas prestasi Shalfa menurun secara drastis karena berada di peringkat ke-37. Dan melihat rangking itu akhirnya kami mengutus Yogi (Novia Laila) yang berada di peringkat ketiga,'' ujar Ita.