Khotbah Idul Fitri, Haedar Imbau Pemimpin Negeri Jauhi Penyalahgunaan Kekuasaan

31 Maret 2025 10:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir. Foto: Dok. Muhammadiyah
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir. Foto: Dok. Muhammadiyah
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan khotbah Idul Fitri 1446 H di Lapangan Trimulyo Jetis Bantul pada Senin (31/3).
ADVERTISEMENT
Haedar mengatakan, apabila setiap muslim yang berpuasa dan ibadah lainnya di bulan Ramadan benar-benar mempraktikkan sikap takwa dalam kehidupan sehari-hari, maka akan terwujud kehidupan yang lebih baik dan utama dalam ranah pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, dan kemanusiaan semesta.
“Kehidupan yang dilandasi takwa akan melahirkan teladan terbaik atau uswah hasanah mengikuti jejak Nabi, sekaligus menebar rahmat bagi alam semesta,” kata Haedar dikutip dari laman resmi PP Muhammadiyah.
Haedar menjelaskan, ketakwaan dalam kehidupan keluarga akan melahirkan keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah. Antar anggota keluarga satu sama lain saling kasih sayang, menghormati, menjaga, dan memuliakan. Setiap keluarga peduli pada kerabat dan tetangganya dengan menyambung silaturahmi yang baik.
“Suami dan istri saling menyayangi dan bertanggung jawab dengan penuh kemuliaan. Anak-anak terdidik dengan baik sehingga menjadi insan saleh yang berbakti kepada orang tua (birrul walidain) serta menjadi qurrata ‘ayunin atau generasi permata hati,” ucap Haedar.
ADVERTISEMENT
“Apalagi dalam kondisi kesulitan hidup yang memerlukan sikap saling peduli dan berbagi,” ucap Haedar.
Haedar menuturkan, fungsi puasa dan jiwa takwa dalam berinteraksi dengan sesama khususnya melalui media sosial yang menjadi budaya baru saat ini harus mampu mengembangkan etika dan keadaban yang luhur dengan mengedepankan ujaran dan tindakan yang ihsan guna menebar kebaikan, kedamaian, keselamatan, pengetahuan, dan keutamaan hidup.
Masyarakat juga diimbau menjauhi hal-hal dusta, hoaks, serta mengandung pesan pertengkaran, kebencian, permusuhan, dan keburukan.
Haedar juga mengatakan, fungsi kerohanian yang lebih luas dari hasil puasa yaitu menjadi kekuatan untuk membangun negara menuju “baldatun thayyaibatun wa rabbun ghafur”.
“Kehidupan berbangsa dan bernegara akan terasa damai, adil, makmur, bermartabat, berdaulat, dan berkemajuan secara berkeadaban karena dilandasi ketakwaan. Para pemimpinnya berakhlak mulia, adil, cerdas, dan mencintai rakyat yang dipimpinnya dengan menunaikan amanat sebaik-baiknya," kata Haedar.
Ilustrasi Korupsi. Foto: Indra Fauzi/kumparan
Haedar mengimbau kepada para pemimpin agar menjauhi tindak korupsi hingga penyalahgunaan kekuasaan.
ADVERTISEMENT
"Sebaliknya para pemimpin negeri jauh dari korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, menguras sumber daya alam, hidup mewah dan berlebihan, serta merusak di muka bumi,” kata Haedar.
Terakhir, Haedar mengatakan orang bertakwa jika dia diberi kekuasaan, harus menunaikannya dengan sidiq dan amanah.
“Allah Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa atas segala sesuatu, yang seringkali di antara manusia ketika diberi sedikit kekuasaan di muka bumi seringkali lupa diri dan menyalahgunakan kekuasaannya sehingga menjadi sumber musibah dan fitnah dalam kehidupan bersama. Padahal sebesar apa pun kekuasaan manusia di dunia sungguh kecil di hadapan Allah,” tutup Haedar.