Ki Seno Nugroho, Dalang Penggagas Pagelaran Wayang secara Virtual

4 November 2020 17:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana rumah duka Ki Seno Nugoroho di Gayam, Argosari, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Rabu (4/11). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana rumah duka Ki Seno Nugoroho di Gayam, Argosari, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Rabu (4/11). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Dalang kondang Yogyakarta Ki Seno Nugroho mengembuskan napas terakhirnya pada usia 48 tahun karena sakit jantung. Semasa hidupnya, Ki Seno dikenal sebagai dalang yang jenaka dan cerdas.
ADVERTISEMENT
Kecerdasan Ki Seno ini tak hanya dalam urusan pedalangan, dia juga cerdas membaca kondisi. Contohnya saat pandemi corona melanda Indonesia, dia memperkuat pedalangannya dengan merambah ke dunia digital. Caranya, rutin menampilkan live streaming wayang climen atau wayang ringkas dengan durasi 2 jam.
Manajer Ki Seno, Gunawan Widagdo, menjelaskan Ki Seno bisa dibilang sebagai pelopor dalang yang merambah digital. Media sosial YouTube ini sudah dijajaki Ki Seno sejak 2019 lalu.
"Pemikirannya dia (Ki Seno) memikirkan wiyaga dan sinden gimana caranya biar masa pandemi ini bisa berpenghasilan. Makanya wayang climen dikomersilkan. Akhirnya laku juga bertahap, sampai sekarang pun instansi pemerintah juga mengalihkan ke daring, virtual. Gagasan virtual memang dari Pak Seno," kata Gunawan di rumah duka di Gayam, Argosari, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Rabu (4/11).
ADVERTISEMENT
"Gagasan virtual memang dari Pak Seno. Sekarang banyak dalang yang ikut," katanya.
Bahkan Seno menggencarkan live streaming hingga 2 November lalu atau sehari sebelum dia berpulang. Langkah ini tak lain agar para pesinden dan wiyaga atau penabuh gamelan tetap mendapat pemasukan di saat pandemi corona.
"Terkumpul Rp 200 juta lebih. Itu niatnya Pak Seno, memang membantu seniman tradisi khususnya di Yogya," katanya.
"Wayang climen (live streaming) itu Mei, itu untuk donasi. Juni sudah mulai komersil. Ini hasilnya untuk wiyaga-wiyaga dan kru. Anggarannya dikumpulkan satu bulan full lalu dibagi rata. Ini lebih kebersamaan," katanya.

Perjuangan Dalang Diteruskan Sang Putra

Kini setelah Ki Seno tiada, Gunawan menyebut nguri-guri budaya ini akan diteruskan Gadhing Pawukir, putra kedua Ki Seno yang masih duduk di bangku SMP.
ADVERTISEMENT
"Masih kelas 1 SMP mungkin nanti kesepakatan Wargo Laras (grup Ki Seno) yaitu sinden, wiyaga siap untuk support Mas Gadhing biar bisa meneruskan karier bapaknya. Juga dari Ki Bancak, buyutnya Ki Seno. Dia (Gadhing) cucu laki-laki satu-satunya," katanya.
Pada 23 Agustus lalu, Gadhing telah memberikan kejutan pada Ki Seno. Untuk pertama kalinya Gadhing tampil mendalang tanpa sepengetahuan Ki Seno.
"Itu diketahui Wargo Laras dan Bu Agnes (istri Ki Seno). Waktu itu Pak Seno senang sampai nangis. Itu mungkin hatinya Pak Seno senang. Sudah ada penerusnya karena dari dulu belum tertarik," katanya.
Ki Seno sendiri merupakan dalang muda yang digandrungi beragam kalangan. Darah seni sudah mengalir pada pria kelahiran 23 Agustus 1972. Dia juga merupakan putra seorang dalang kondang, Ki Suparman Cermowiyoto.
ADVERTISEMENT
Alumni sekolah seni SMK ini terkenal dengan pagelaran wayang kulit dengan memadukan gagrak Surakarta dan gagrak Yogyakarta. Dia sudah mengenal dunia pedalangan sejak usia 10 tahun. Dia pun terkenal dengan guyonan yang jenaka.
Meninggal dunia saat puncak karier, Ki Seno meninggalkan seorang istri Agnes Widiasmoro dan tiga orang anak. Ketiga anaknya yaitu Anglir Kinanthi, Gadhing Pawukir, dan Djenar Nyimasayu.