Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kilas Balik Kasus Manohara & Tengku Fakhry yang Kini Jadi Putra Mahkota Kelantan
19 Januari 2024 12:04 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Pengangkatan Tengku Muhammad Fakhry Petra sebagai Putra Mahkota Kelantan, Malaysia, membuka ingatan pada pemberitaan 14 tahun lalu. Kala itu, seorang perempuan muda Indonesia keturunan Prancis, menjadi berita setelah kabur dari kehidupan mewah di Istana Kelantan.
ADVERTISEMENT
Kasus ini melibatkan tiga negara, Indonesia-Malaysia-Singapura. Selain melibatkan aparat hukum, kasus ini juga membuat pejabat diplomatik turun tangan. Kasus ini juga memicu sentimen antara Indonesia-Malaysia.
Perempuan itu adalah Manohara Odelia Pinot, model yang masih berusia 17 tahun. Kala itu, Mano — panggilan karibnya —mengaku mendapat kekerasan dari suaminya, Tengku Fakhry. Padahal Mano belum lama menikah dengan Fakhry — tepatnya pada 26 Agustus 2008 — dan mendapat gelar bangsawan Cik Puan Temenggong.
Akibat kekerasan itu, dia memutuskan kabur, pulang kembali ke Indonesia pada akhir Mei 2009. Baru sehari tiba di Indonesia, Mano sibuk melayani banyak wawancara media. Semua mata kala itu mengarah kepada Mano.
"Saya dianggap seperti barang saja, seperti anak kecil dengan mainan mobil-mobilannya. Saya dipaksa melakukan segala hal dan diawasi. Saya benar-benar tersiksa,” aku Mano, seperti dikutip dari Antara.
Tudingan melakukan kekerasan itu dijawab oleh pihak Fakhry. Mano dan ibunya, Deasy Fajarina, ditantang untuk membuat laporan polisi dan membuat visum untuk membuktikan tuduhan kekerasan itu.
ADVERTISEMENT
"Saya akan memberikan jaminan seutuhnya jika Ibu Deasy dan Manohara mau membuat laporan di kepolisian Malaysia. Silakan saja. Kami menjamin tidak akan terjadi apa-apa. Kami pun ingin keadilan," kata Mohd Soberi Safii, sahabat Tengku Fakhry, di Kuala Lumpur, pada 1 Juni 2009.
Berkenalan Saat Mano Berusia 15 Tahun
Mano dan Fakhry berkenalan pada Desember 2006 saat Deasy — lewat sahabatnya — mendapat undangan makan malam di kediaman Datuk Najib (Wakil PM Malaysia) di Jakarta. Mano kala itu berusia 15 tahun.
Seiring waktu, Fakhry tertarik pada Mano dan keduanya menikah pada 2008. Dua bulan menikah, Mano kabur ke Indonesia karena mendapat perlakuan tak menyenangkan dari Fakhry.
Fakhry kemudian menjemput Mano kembali ke Kelantan dan memberinya hadiah mahal serta mengajaknya umrah.
ADVERTISEMENT
Namun, Mano merasa disekap. Dia kemudian kabur ke Indonesia saat keluarga Istana Kelantan pergi ke Singapura menjenguk Sultan Kelantan yang sedang dirawat.
Soberi berada di Singapura ketika Manohara akan pulang ke Indonesia. Dia juga mengaku tahu awal jumpa suami-istri itu, masa pacaran, pernikahan hingga kasus di Jeddah, Arab Saudi.
"Tidak betul dia (Manohara) kabur. Yang betul adalah Tengku Fakhry mengizinkan Manohara ke Indonesia setelah ada perundingan antara pemerintah Indonesia dan Amerika yang diwakili oleh pihak kedutaan masing-masing di Singapura,” ujar Soberi.
Versi Kesultanan Kelantan
Soberi menceritakan kronologi versi Kesultanan Kelantan. Deasy (ibu Mano) datang ke Royal Palace Hotel untuk bertemu dengan istri Sultan, setelah itu Deasy membesuk Sultan Kelantan yang sedang dirawat di rumah sakit Singapura.
ADVERTISEMENT
"Oleh istri Sultan, Deasy diizinkan naik ke lantai tiga tempat keluarga Sultan Kelantan menginap," tutur dia, dikutip dari Antara.
Saat di lantai tiga, Deasy bukannya bertemu dengan istri Sultan tapi bertemu dengan Manohara di kamar 314 dan pintu kamar itu dikunci sejak pukul 21.00 hingga 03.00 pagi.
Deasy juga membawa perwakilan kedutaan Amerika, Indonesia dan kepolisian Singapura. Setelah perundingan, Manohara diperbolehkan pergi ke Indonesia. "Jadi tiada halangan," tegas Soberi.
Pengacara Tengku Fakhry juga menyangkal tuduhan kekerasan dan balik menuding Mano bertindak seperti itu "karena dendam" dan "dimotivasi oleh keinginan untuk mendapatkan keuntungan finansial".
Kasus ini kemudian berakhir dengan perceraian pasangan tersebut. Meski demikian, di Kelantan kasusnya masih berlanjut. Misalnya, Fakhry sempat melancarkan gugatan ke pihak Istana yang merilis pernyataan atas kasus rumah tangganya. Fakhry juga sempat ditangkap polisi buntut perseteruannya dengan kakaknya sendiri.
ADVERTISEMENT
Saking ramainya kasus Mano vs Fakhry kala itu, sampai dibuatkan sinetron berjudul "Manohara" dengan Manohara sebagai pemeran dirinya sendiri. Sebuah buku juga terbit, berjudul "Manodrama: Fakta atau Rekayasa?"
Putra Mahkota Kelantan
Saat ini Fakhry dan Mano telah move on dan sibuk dengan kehidupan mereka masing-masing.
Fakhry — yang belum menikah lagi — bahkan membuka lembaran baru sebagai Putra Mahkota Kelantan per 4 Januari 2024. Jika Sultan Kelantan saat ini, Muhammad V, berhalangan tetap, maka takhta sultan akan beralih ke Fakhry— bangsawan berusia 45 tahun.
Sebagai Sultan Kelantan, tentu punya peluang menjadi Yang Di-Pertuan Agong atau Raja Malaysia. Jabatan ini dipergilirkan setiap 5 tahun di 9 kesultanan, yaitu Negeri Sembilan, Selangor, Perlis, Trengganu, Kedah, Kelantan, Pahang, Johor, dan Perak.
ADVERTISEMENT
Pengangkatan Fakhry sebagai Putra Mahkota oleh Sultan Muhammad V, kakak sulungnya, masih menimbulkan pertanyaan. Sebab, pengangkatannya otomatis mencopot status Putra Mahkota yang sebelumnya dipegang oleh Tengku Faiz, kakak Fakhry yang lain. Alasan pencopotan masih menyimpan misteri.