Kim Jong-un Sebut AS Bertikad Buruk saat Bertemu Korut di Vietnam

26 April 2019 11:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan anggota delegasinya menghadiri pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto: Sergei Ilnitsky/Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan anggota delegasinya menghadiri pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto: Sergei Ilnitsky/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengungkap alasan kegagalan pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Hanoi, kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.
ADVERTISEMENT
Saat bertemu Putin di Vladivostok, Kim menyebut kala berunding dengan Trump soal masalah nuklir, AS bertindak dengan itikad buruk. Hal itu menjadi penyebab utama, kenapa tidak ada kesepakatan yang ditandatangani AS-Korut di Vietnam.
"Situasi di Semenanjung Korea saat ini mandek dan sudah sampai pada titik kritis," ucap Kim seperti ditulis kantor berita Korut KCNA, Jumat (26/4).
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un (kanan) dan presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) selama pertemuan bilateral di Hotel Metropole, Hanoi, Vietnam, Kamis, (28/2). Foto: REUTERS / Leah Millis
"Situasi mungkin akan mundur, karena AS mengambil tindakan unilateral dan beritikad buruk saat pertemuan di KTT Korut-AS," sambung Kim Jong-un.
Kim menegaskan, perdamaian dan keamanan bisa tercipta di Semenanjung Korea tergantung bagaimana AS bertindak di masa depan.
"Korea Utara bersiap dengan segala situasi yang mungkin terjadi," kata Kim.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump setelah melangsungkan konferensi pers setelah pertemuannya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, di Hotel JW Marriott di Hanoi, Vietnam, Kamis, (28/2). Foto: REUTERS / Jorge Silva
Terkait masalah nuklir di Semenanjung Korea, Putin memastikan negaranya memberikan dukungan untuk meredakan situasi dan mencegah perang nuklir. Meski demikian, yang saat ini harus dilakukan adalah pemberian garansi keamanan dan penghormatan terhadap kedaulatan negara Korut.
ADVERTISEMENT
"Kami mesti kembali dalam sebuah situasi hukum internasional bukan hukum terkuat yang menentukan situasi di dunia," jelas Putin.
Pada Febuari lalu, sesaat setelah KTT Korut-AS, Trump mengatakan kegagalan pertemuannya dengan Korut disebabkan permintaan penarikan sanksi ekonomi terhadap negara yang dipimpin Kim Jong-un itu.
Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Foto: Alexander Zemlianichenko/Pool via REUTERS
Trump menegaskan, sanksi tak akan bisa dicabut bila Korut tak meninggalkan seluruh program nuklirnya.
Pernyataan Trump berulang kali disanggah Korut. Lewat sejumlah pernyataan resmi Korut menyatakan mereka tidak pernah meminta AS mencabut seluruh sanksi.