Kim Yo-jong Ancam Latihan Perang AS-Korsel: Mereka Akan Hadapi Ancaman Keamanan

10 Agustus 2021 11:21 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan wakil direktur departemen pertama Komite Pusat Partai Buruh yang berkuasa. Foto: Leah Millis /  Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan wakil direktur departemen pertama Komite Pusat Partai Buruh yang berkuasa. Foto: Leah Millis / Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Korea Utara (Korut) marah besar atas rencana latihan perang bersama Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel). Pyongyang bahkan mengancam kedua negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Latihan perang Korsel dan AS, yang merupakan sekutu dekat, dimulai pada Selasa (10/8/2021) ini. Rencananya latihan lebih besar, yang berbasis teknologi, baru akan digelar pekan depan.
Adik dari Pemimpin Tertinggi Korsel Kim Jong-un, Kim Yo-jong, secara blak-blakan menentang latihan bersama Korsel-AS. Kim Yo-jong adalah orang nomor dua paling berkuasa di Korut.
Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri upacara peletakan karangan bunga di Mausoleum Ho Chi Minh. Foto: Jorge Silva / Pool / Reuters
Lewat pernyataan yang dirilis kantor berita Korut, KCNA, Kim Yo-jong menegaskan latihan perang tersebut tak diinginkan dan aksi perusakan yang mengancam warga Korut. Ia mengatakan, jika latihan tetap digelar maka ketegangan di semenanjung Korea akan naik.
"AS dan Korsel akan berhadapan dengan ancaman keamanan yang nyata karena mengabaikan peringatan berulang kali dengan tetap melanjutkan latihan perang berbahaya itu," kata Kim Yo-jong seperti dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
Kim Yo-jong juga menuduh Korsel sengaja melakukan tindakan bahaya, sesaat setelah Korut memutuskan memulihkan kembali komunikasi dua negara.
Kemarahan Kim Yo-jong sampai sekarang belum ditanggapi oleh AS dan Korsel. Jubir Kementerian Pertahanan AS Martin Meiners menyebut, mengomentari latihan perang bertolak belakang dengan kebijakan yang sudah ditetapkan negaranya.
Sedangkan Kemhan Korsel memilih untuk sama sekali tidak berkomentar.