Kiribati Gandeng Indonesia Lawan Perubahan Iklim

2 April 2017 6:27 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dr Gary R. M. Jusuf dan Y. M. Taneti Maamau (Foto: Dok. KBRI Suva)
Meningkatnya permukaan air laut akibat perubahan iklim kini mengancam wilayah daratan Kiribati, negara kepulauan di kawasan Samudera Pasifik. Untuk mencegah hal tersebut, Kiribati telah menggandeng sejumlah pihak, salah satunya Indonesia.
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo turut merespons kerja sama tersebut dengan menyerahkan surat-surat kepercayaan (Credentials) kepada Presiden Republik Kiribati, Taneti Maamau.
“Kiribati mengalami masalah besar akibat naiknya permukaan air laut. Kami paham Indonesia sebagai negara kepulauan menghadapi masalah serupa. Oleh sebab itu kami meminta bantuan Indonesia dan ingin bertukar pengalaman dengan Indonesia,” ujar Presiden Maamau dalam rilis yang diterima kumparan (kumparan.com), Minggu (2/4).
Pria yang merangkap sebagai Menteri Luar Negeri Kiribati itu pun membalas salam hangat Presiden Jokowi. Kepada Gary Rachman Makmun Jusuf, Duta Besar Indonesia untuk Fiji, Presiden Maaumau memuji peran Indonesia dalam membantu pembangunan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) Kiribati. Tercatat, 18 orang Warga Negara (WN) Kiribati telah memperoleh beasiswa, pelatihan dan kursus singkat di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Bantuan Indonesia berupa beasiswa, pelatihan maupun kursus singkat sangat kami hargai. Masyarakat Kiribati merasakan manfaatnya, dan berharap penawaran dapat terus berlanjut di masa mendatang,” ujarnya.
Dr Gary R. M. Jusuf dan Y. M. Taneti Maamau (Foto: Dok. KBRI Suva)
Hubungan diplomatik Indonesia dengan Kiribati rupanya sudah terjalin sejak 2013. Kerja sama itu dibangun saat Kiribati melakukan kegiatan impor komoditi makanan dan minuman dari Indonesia.
Tak hanya itu, perusahaan penerbangan Kiribati juga pernah menjalin kerja sama dengan perusahaan penerbangan Merpati Nusantara dalam hal pemeliharaan pesawat.
Saat ini, pemerintah Kiribati juga sedang menunggu pesanan satu Landing Craft senilai USD 1,7 juta dari sebuah perusahaan swasta di Indonesia. Rencananya, Kiribati akan memesan kembali kapal dari Indonesia.
Wilayah kepulauan Kiribati dengan luas hampir 3,5 juta kilometer persegi itu memiliki daratan yang sangat kecil dan saling berjauhan. Bila ke-34 atol (pulau karang berbentuk cincin dan di bagian tengahnya terdapat cekungan) juga karang disatukan, maka luasnya tak lebih dari 811 kilometer persegi.
ADVERTISEMENT
Duta Besar RI untuk Fiji Dr Gary R. M. Jusuf (Foto: Dok. KBRI Suva)
Kenaikan permukaan air laut kini sudah mencapai 20 milimeter per tahun. Sebagian wilayah daratannya dikhawatirkan akan tenggelam pada 2030 mendatang. Rakyat pun telah menduga tanah kelahiran mereka akan menjadi ‘Atlantis’ kedua.
Bahkan, saat terjadi gelombang besar (King Tide), air laut kerap mencemari sumber air tawar penduduk dan mematikan tumbuhan di sekitarnya.
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi tenggelamnya daratan Kiribati, pemerintah Kiribati telah membeli sebidang tanah di salah satu pulau di Fiji, negara kepulauan di selatan Samudra Pasifik.