Kisah 2 Mahasiswa Bandung Terjerat Judi Online: Ada yang Sampai Utang Rp 25 Juta

19 Juni 2024 14:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi depresi. Foto: amenic181/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi depresi. Foto: amenic181/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Judi online alias judol kini menjadi perbincangan hangat, khususnya di Indonesia. Bahkan, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) melaporkan bahwa perputaran uang dari judi online di Indonesia mencapai Rp 327 triliun.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, dampak merusak dari judi online semakin dirasakan masyarakat. Ironisnya, aparat penegak hukum yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam memberantas judi online, juga terjerat oleh kesenangan yang dijanjikan oleh kegiatan ilegal ini.
Selain itu, sepanjang tahun 2024, sudah ada empat orang yang menjadi korban bunuh diri akibat judi online.

Pengalaman AA

Seorang mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris di salah satu universitas di Bandung, AA (21), menceritakan kepada kumparan bagaimana dirinya terjerat judi online.
"Awalnya saya kecanduan judi online saat semester awal masuk perkuliahan. Teman-teman juga banyak yang main, jadi saya penasaran dan akhirnya kecanduan," ujarnya saat ditemui di Kabupaten Bandung, Rabu (19/6/2024).
AA mengatakan, jenis permainan slot pertama yang ia mainkan seperti Gates of Olympus dan Mahjong Ways sering memberikan keuntungan.
ADVERTISEMENT

Awalnya Gacor, Akhirnya Bocor

"Dulu saya hanya deposit Rp 100.000 dan pernah menang hingga Rp 4-5 juta. Akun saya 'Gacor' (istilah yang digunakan saat permainan sedang bagus) dan sering menang besar," ujarnya.
Namun, kemenangan tidak selalu berpihak padanya. Selama tiga tahun bermain, ia juga sering mengalami kerugian.
Ilustrasi judi online. Foto: Marko Aliaksandr/Shutterstock
"Kalau lagi sial, dalam hitungan jari bisa langsung rugi," tambahnya.
AA mengaku sulit untuk berhenti bermain saat menang karena adrenalin dan rasa penasaran yang meningkat.
"Saya habis-habisan, susah berhenti. Kalah malah penasaran, tapi saat menang uangnya tidak tahu ke mana," tuturnya.

Sampai Pinjam Rp 25 Juta

Ia sempat mendapatkan uang hampir puluhan juta rupiah dan membeli sepeda motor dari hasil judi. Namun, kini ia menyesal telah memainkan permainan tersebut.
"Saya tidak mau ingat-ingat lagi, tidak tahu berapa uang yang habis untuk judi. Saya menyesal dan ingin lepas," katanya.
ADVERTISEMENT
Teman-temannya masih sering mengajaknya bermain judi online, namun AA berusaha menahan diri.
"Teman-teman sering menghubungi saya untuk main lagi, tapi saya coba tahan diri untuk bisa lepas. Tiga tahun saya terjebak," tuturnya.
Belakangan, AA diketahui harus mengganti uang sebesar Rp 25 juta kepada beberapa orang akibat judi online.

Pengalaman RV

Ilustrasi judi online. Foto: Stokkete/Shutterstock
RV (27), mantan mahasiswa di Universitas Bandung, juga menceritakan pengalamannya dengan judi online.
"Saya sempat berhenti kuliah karena mengambil komputer di lab untuk menutup utang ke teman dan beberapa aplikasi pinjaman online (pinjol) akibat judi online," ujarnya saat dihubungi.

Jual Sepeda Teman

RV mengatakan bahwa masa kuliahnya hancur karena banyak terlibat kasus terkait judi online.
"Saat kuliah dulu banyak kasus, bahkan saya pernah menjual tiga sepeda gunung milik teman untuk modal judi online," tambahnya.
ADVERTISEMENT

Lebih Sering Judi Online daripada Kuliah

Ia sering bermain poker dan slot selama kuliah, dan lebih memilih bermain di kos daripada pergi ke kampus.
"Di kosan ada wifi, jadi daripada kuliah mending main," katanya.
RV mengaku tidak pernah memasang uang dalam jumlah besar, namun sempat mendapatkan keuntungan dari judi online.
"Saya pasang paling Rp 50 atau Rp 100 ribu. Sempat jaya juga pakai uang itu, beli ini-itu, tapi sekarang tidak jadi apa-apa," tuturnya.

Sekarang Waktunya Berbenah

Kini, RV sudah lepas dari judi online dan fokus bekerja membantu orang tuanya.
"Saya bersyukur bisa lepas juga. Kasihan orang tua yang mati-matian kuliahin anaknya, tapi anaknya malah main judi," ungkapnya.
RV menegaskan bahwa lepas dari judi online tidak mudah, namun bukan berarti tidak bisa.
ADVERTISEMENT
"Butuh support system yang kuat. Saya puji Tuhan sudah jauh, tidak akan terpengaruh lagi. Saya masih menyesal atas 4 tahun lalu yang saya lewati. Sekarang waktunya berbenah," tutupnya.