Kisah 2 Sahabat: Bermula dari Game, Berakhir Karena Harga Diri

18 Januari 2017 5:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tersangka pembunuhan di Cilincing, Jakut. (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
Nama mereka M Anshar dan Tomi, sama-sama remaja berusia 16 tahun. Kemana-mana selalu bersama, bahkan untuk menjalankan hobi favorit, mereka berdua main game online juga kerap dilakukan berdua.
ADVERTISEMENT
Namun tak ada yang mengira nasib sepasang sahabat ini dapat berakhir menyedihkan. Akibat merasa harga dirinya dilecehkan oleh Tomi, M Anshar tega menghabisi nyawa sahabatnya itu dengan gunting. 
"Mereka berdua ce-esan (bersahabat), sama-sama SMP kelas IX, mereka teman se-geng," ujar Syamsuddin (64) pemilik warung rokok di depan warnet Pakia saat ditemui kumparan, Selasa (17/1) malam.
Warnet ini berlokasi di Kalibaru, Cilincing (Foto: Rini Friastuti/kumparan)
2 Tahun berjualan di depan warnet yang terletak di kawasan Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara ini, Syamsuddin cukup mengenal wajah bocah-bocah yang sering bermain game online. Ashar dan Tomi merupakan beberapa di antaranya.
"Kalau ke warung mereka sering beli rokok. Kami enggak nyangka bisa kejadian seperti itu, karena mereka selalu bareng," jelas Syamsuddin.
Senin (16/1) sore sekitar pukul 17.00 WIB, seorang petugas Buser mendatangi warnet dan warung milik Syamsuddin untuk mencari Anshar. Petugas itu memperlihatkan foto Anshar ke Syamsuddin.
ADVERTISEMENT
"Saya pikir ada apa dia sampai dicari sama Buser. Tapi saya dapet informasi memang kejadiannya mereka (berantem) di dekat taman, 1 kilometer dari warnet," kata Syamsuddin.
Hal serupa juga dituturkan Ari (14), ABG yang kerap main di warnet Pakia. Sehari-hari Anshar dan Tomi terlihat sangat akrab, bahkan di setiap kesempatan mereka selalu berbagi.
"Si Anshar sama Tomi emang dekat banget. Mereka memang sering berbagi, buktinya kalau mau ngerokok saja sering patungan. Uang warnet pun sering berbagi," jelas Ari kepada kumparan.
Warnet tempat Anshar dan Tomi sering bermain (Foto: Rini Friastuti/kumparan)
"Saya kenal, semua yang di sini kenal mereka. Memang mereka sering nongkrong di sini, biasanya sampai malam. Biasanya emang sering rame gitu mereka kalau (lagi) main," sambung Ari.
Namun apa daya, nasi telah jadi bubur. Persahabatan pun kandas karena Anshar merasa harga dirinya dilukai Tomi. Kepada polisi, Anshar mengaku sakit hati karena Tomi pernah ngomong ke teman-teman mereka yang lain kalau dia pernah sujud di hadapan Tomi.
ADVERTISEMENT
Namun pengakuan dari mulut Anshar berbeda dari apa yang dia ceritakan pada polisi. Kepada polisi, dia mengaku pertikaiannya dengan Tomi akibat sakit hati karena sering dipalak.
"Si pelaku ini merasa dirugikan dan disepelekan oleh korban, kalau dari pengakuan pelaku, korban pernah memalaknya. Hal tersebut yang menjadi dendam tersendiri bagi pelaku," kata Kapolres Jakarta Utara Kombes Awal  Chairudin saat menggelar konfrensi pers di Polres Jakarta Utara, Rawabadak Utara, Selasa (17/1).
Saat kejadian, pertemuan Anshor dan Tomi berlangsung tegang. Gunting terhunus di tangan Anshor. Sempat terlontar pertanyaan dari Anshor mengapa Tomi memalak meminta uang dari dia. Percakapan pun berakhir dengan perkelahian, kedua sahabat ini bergulat hingga kemudian Anshor menyikut dan menjatuhkan Tomi. Setelah Tomi tersungkur, gunting kemudian ditusukkan ke leher Tomi.
ADVERTISEMENT