Kisah Aiptu Sri Mulyono, Relawan Pemakaman Corona yang Meninggal karena COVID-19

23 September 2020 20:26 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Relawan pemakaman pasien corona di markas PMI Kabupaten Sleman DI Yogyakarta. Foto: Dok. Humas PMI Kabupaten Sleman
zoom-in-whitePerbesar
Relawan pemakaman pasien corona di markas PMI Kabupaten Sleman DI Yogyakarta. Foto: Dok. Humas PMI Kabupaten Sleman
ADVERTISEMENT
Duka menyelimuti keluarga besar Polri, salah satu anggota terbaiknya, yaitu Aiptu Sri Mulyono (43) meninggal dunia karena penularan virus corona pada Minggu (20/9) lalu.
ADVERTISEMENT
Pjs Danton 3 Ki 3 Dalmas Polda DI Yogyakarta itu merupakan relawan pemakaman pasien virus corona di Posko Dukungan Operasi Satgas COVID-19 DI Yogyakarta.
Dansat Brimob Polda DI Yogyakarta, Kombes Pol Imam Suhadi, mengatakan, Mulyono positif virus corona sekitar 4-5 hari sebelum meninggal dunia. Bahkan, anggota keluarganya juga ikut tertular.
"Iya positif COVID-19, terakhir kan di rumah sakit, pakai ventilator itu. Kebetulan keluarganya, anak, istrinya juga kena sekarang dirawat di rumah sakit," kata Imam dihubungi wartawan, Rabu (23/9).
Relawan pemakaman pasien corona di markas PMI Kabupaten Sleman DI Yogyakarta. Foto: Dok. Humas PMI Kabupaten Sleman
Imam merupakan pimpinan Mulyono selama bertugas di Tim Detasemen Gegana Unit Kimia Biologi dan Radioaktif (KBR) Sat Brimob Polda DI Yogyakarta. Saat di Brimob ini, Mulyono menjadi relawan pemakaman bersama relawan-relawan lain di Posko Dukungan Operasi Satgas COVID-19 DI Yogyakarta sejak Maret hingga Juni.
ADVERTISEMENT
"Dia kan setelah jadi relawan positifnya.Tepatnya dokter yang tahu (soal informasi tertular dari keluarga), soalnya kemarin beliaunya istirahat sudah tidak di Satgas malah kena COVID-19. Tapi kadang masih bantu jadi relawan," kata Imam.
Imam menjelaskan sekitar sebulan lalu, Mulyono dimutasi dari Brimob ke polisi umum di Sabhara. Dia menjelaskan mutasi itu merupakan kebijakan agar anggota yang berusia di atas 35 tahun dapat istirahat.
"Beliau luar biasa dedikasi sama kesatuan luar biasa. Bahkan terlalu baik pada masyarakat. Sehingga kadang-kadang tidak lihat kondisi badan. Sempat saya istirahatkan saya pindahkan ke Sabhara sama Samapta," jelasnya.
Sikap jiwa raga untuk kemanusiaan sudah terpatri pada diri Mulyono. Imam menjelaskan saat bertugas, Mulyono tidak pernah mau diberi imbalan oleh masyarakat. Mulyono selalu ikhlas menjalankan setiap tugasnya.
ADVERTISEMENT
"Kalau nyemprot (disinfektan) di pertokoan, hotel kan kadang ada yang ngasih uang rokok, beliau tidak mau. Luar biasa dedikasi beliau," katanya.
Ilustrasi pemakaman jenazah pasien virus corona. Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
Keteladanan Mulyono ini menjadi panutan bagi polisi lain, terlebih bagi puluhan anggota Brimob Polda DI Yogyakarta yang berjibaku melawan pandemi virus corona di berbagai posko. Imam berharap rekan-rekan di lapangan senantiasa menjaga kesehatan selama bertugas.
"Tidak menjamin alat kita akan aman. Bahkan disinfektan yang kita hirup lama-lama bisa jadi kanker. Biar tidak ketemu COVID-19 kena semprotan itu bisa terkontaminasi. Bertahun-tahun bisa kanker. Pesan bagi mereka minta tolong jangan lupa kesehatan minum vitamin kalau capek istirahat, jangan dipaksa," tegasnya.
Sementara itu, Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD DIY, Wahyu Pristiawan Buntoro, menjelaskan Mulyono menjadi relawan Posko Dukungan Operasi Satgas COVID-19 DIY sejak 23 Maret sampai 30 Juni.
ADVERTISEMENT
"Beliau ini bertugas di Posko Dukungan sejak 23 Maret sampai 30 Juni. Jadi Brimob itu bertugas di Posko Dukungan Operasi kan berdasarkan bersamaan sprindik mereka di Satgas Aman Nusa Progo Polda DIY. Jadi beliau bergabung di satgas itu," ujar Pris sapaan akrab Pristiawan.
Ilustrasi pemakaman jenazah pasien virus corona. Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
Tidak hanya relawan pemakaman, Mulyono juga tak segan membagikan ilmunya kepada relawan lainnya seperti soal kimia, biologi, radiasi. Sosok Pak Mul sapaan akrab Mulyono dikenal baik oleh para relawan.
"Termasuk stasiun dekontaminasi yang ada di posko kota itu supervisinya dari beliau Pak Mul," katanya.
Kini, meski jiwa dan raganya kembali ke Sang Maha Kuasa, namun jasanya akan terus dikenang sebagai relawan yang telah membantu mengatasi pandemi virus corona di Indonesia. Selamat Jalan Pak Mul.
ADVERTISEMENT
----------------------------------
Saksikan video menarik di bawah ini: