Kisah Aisyah Pasien Corona, Jadi Yatim Piatu Setelah Ibu Wafat karena COVID-19

20 Januari 2021 10:29 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aisyah Alusa (10), seorang pasien COVID-19 yang terpapar dari ibunya berada di Rumah Lawan COVID Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (19/1) Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
zoom-in-whitePerbesar
Aisyah Alusa (10), seorang pasien COVID-19 yang terpapar dari ibunya berada di Rumah Lawan COVID Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (19/1) Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
ADVERTISEMENT
Aisyah Allisa, bocah berusia 10 tahun di Tangerang Selatan (Tangsel) kini menjadi yatim piatu. Ibunya meninggal dunia karena terinfeksi COVID-19 pada Sabtu (16/1) lalu. Ayahnya juga sudah tiada sejak Aisyah kecil.
ADVERTISEMENT
Aisyah yang tinggal hanya bersama ibunya itu juga ikut terpapar corona. Karena tak ada anggota keluarga yang merawat, Aisyah diantar oleh tetangganya untuk dirawat di Rumah Lawan COVID-19 di Ciater, Serpong, Tangsel.
Koordinator Rumah Lawan COVID-19 Kota Tangerang Selatan, Suhara Manullang, mengatakan, Aisyah diterima petugas pada Sabtu (16/1). Sesuai prosedur, karena sudah terkonfirmasi positif corona, kata Suhara, maka bocah tersebut bisa mendapatkan pelayanan. Bocah kelas 4 SD itu kini dirawat di ruang I.
"Hari Sabtu (16/1) sore. Persisnya lupa, bagian admin WhatsApp saya, bahwa ada dikasih foto, diantar tetangga, hasil swabnya sudah ada, positif kan," ujar Suhara kepada kumparan, Rabu (20/1).
Suhara tidak mendetailkan bagaimana Aisyah tertular corona. Menurutnya, hal itu menjadi ranah Puskesmas untuk melakukan tracing.
ADVERTISEMENT
"Kalau itu kan kami coba tanya, bahwa ibunya positif [corona], meninggal ibunya, Aisyah diperiksa juga, karena di rumah tidak ada siapa-siapa. Intinya di belakang semua itu, Puskesmas yang tracking," tambahnya.
Aisyah Alusa (10), seorang pasien COVID-19 yang terpapar dari ibunya berada di Rumah Lawan COVID Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (19/1) Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Suhara mengaku telah bertemu dengan Aisyah pada Selasa (19/1). Ia mengatakan kondisinya sehat dan ceria. Bahkan, bocah itu dianggap anak oleh pasien ibu-ibu. Selain itu, sejumlah orang juga mengirimkan bantuan kepada Aisyah, seperti susu dan kebutuhan lainnya.
"Sekarang banyak yang nemenin. Dia sehat. Tidak terjadi apa-apa," ujar Suhara.
Meski begitu, dua psikolog tetap ditugaskan untuk mendampingi Aisyah. Hal itu dilakukan untuk menjaga kesehatan mentalnya karena psikologi anak-anak yang masih labil.
"Heboh di medsos khawatir mental anak tersebut. Tujuan kami ingin merawat sampai sembuh dipulangkan. Setelah dipulangkan kami coba menghubungi keluarga," pungkasnya.
ADVERTISEMENT