Kisah Bayu Mahasiswa Tunanetra UNY yang Berhasil Wisuda Cumlaude

31 Mei 2024 10:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bayu Aji Firmansyah. Dok: UNY
zoom-in-whitePerbesar
Bayu Aji Firmansyah. Dok: UNY
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bayu Aji Firmansyah, mahasiswa penyandang disabilitas tunanetra Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), mampu meraih prestasi membanggakan.
ADVERTISEMENT
Bayu Aji menyelesaikan kuliahnya dalam waktu 3 tahun 7 bulan dengan IPK 3,83. Dia pun meraih predikat cumlaude. Bayu Aji diterima di UNY melalui jalur SBMPTN.
"Saya memilih Ilmu Komunikasi di UNY karena saya sadar dengan kemampuan diri. Apabila mengambil Ilmu Komunikasi di kampus lain, saya tidak yakin dapat diterima," kata Bayu dalam keterangan yang diterima kumparan, Jumat (31/5).
Bayu Aji mengatakan selama berkuliah dia bersyukur mendapat lingkungan yang menerimanya dengan baik, termasuk oleh dosen yang selama ini belum pernah mengajar mahasiswa penyandang tunanetra.
Teman-temannya di kampus selama ini juga bersedia membantu apabila alumni SMAN 1 Bambanglipuro, Bantul itu menemui kesulitan saat pembelajaran.
Di sisi lain, Bayu Aji mengaku tak memiliki latar belakang pendidikan di SLB. Dia menyadari kemampuan mobilitasnya tak sebaik penyandang disabilitas yang sebelumnya sekolah di SLB.
ADVERTISEMENT
"Saya kesulitan menghafalkan letak suatu tempat, sehingga untuk ke kelas saya masuk bersama teman dan biasanya janjian di gerbang fakultas," ucapnya.
Bayu juga merupakan penerima KIP-K. Biaya kuliahnya ter-cover sampai semester 8. Oleh karena itu, dia menargetkan lulus maksimal di semester 8 lantaran jika tak lulus tepat waktu maka dia harus membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT).
Maka dari itu, anak pasangan Suparyanta yang berprofesi sebagai petani dan Sri Mulyani yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga itu mencari cara agar di semester 7 bisa mengerjakan skripsi dengan optimal.
Apalagi di semester 7 biasanya mahasiswa sibuk dengan KKN dan PKL.
"Saya berpikir dua kegiatan tersebut dapat menyita waktu untuk skripsi. Akhirnya, saya memperoleh informasi bahwa KKN dan PKL dapat dikonversi dari kegiatan MBKM," katanya.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, pada Februari lalu dia menjalani sidang skripsi dan kemudian yudisium pada Maret. Bayu Aji mengangkat skripsi tentang apakah jingle Pemilu 2024 yang dikeluarkan oleh KPU mampu mempengaruhi dan mendorong Gen-Z dalam menggunakan hak pilihnya.