Kisah Budi Hadiri Wisuda S3 Mantunya dengan Kostum Ledhek Gogik

23 April 2025 13:16 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Budi Prasojo mengenakan kostum Ledhek Gogik saat menghadiri wisuda mantunya, Dr Sarly Puspita Ariesta Sp.PD-KGer, di UGM, Rabu (23/4/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Budi Prasojo mengenakan kostum Ledhek Gogik saat menghadiri wisuda mantunya, Dr Sarly Puspita Ariesta Sp.PD-KGer, di UGM, Rabu (23/4/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Budi Prasojo (68 tahun) tengah duduk di sebuah kursi di lantai 1 sayap selatan Grha Sabha Pramana (GSP), Rabu (23/4). Dia tampak berpakaian berbeda di antara orang-orang yang menghadiri wisuda.
ADVERTISEMENT
Budi mengenakan busana surjan dengan tutup kepala mirip prajurit Kasultanan Yogyakarta. Tubuhnya memangku maneken dan kepalanya mengenakan blangkon.
Hari ini, Budi menghadiri wisuda S3 menantunya, Dr Sarly Puspita Ariesta Sp.PD-KGer. Kostum ini jadi kejutan bagi Sarly.
"Ya saya punya nazar kalau anak saya lulus S3 akan pakai ini. Tapi pas anak (kandung) saya wisuda S3 kemarin pas COVID-19, saya nggak pakai," kata Budi yang merupakan pensiunan guru SMA.

Ledhek Gogik

Budi Prasojo mengenakan kostum Ledhek Gogik saat menghadiri wisuda mantunya, Dr Sarly Puspita Ariesta Sp.PD-KGer, di UGM, Rabu (23/4/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Pakaian yang dikenakan Budi bukan sembarangan. Ini adalah Ledhek Gogik, kesenian yang nyaris dilupakan orang. Dahulu boneka yang digendong bukan dari maneken tetapi dari kayu.
Budi bercerita, Ledhek Gogik ini lahir sekitar tahun 1960-an, saat kelaparan melanda banyak daerah di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tarian ini menggambarkan perjuangan seseorang yang mencari sesuap gogik atau nasi tiwul aking, nasi tiwul yang kering.
Ledhek memiliki arti penari, sementara gogik berarti tiwul yang kering.
"Jadi zaman kelaparan mencari sesuap gogik, tiwul yang aking. Direbus lagi pakai kelapa dimakan lagi. Daur ulang dari tiwul," katanya.
Seiring berjalannya waktu, Ledhek Gogik ini kerap digunakan orang-orang untuk mengamen. Lalu sekitar tahun 2000-an Ledhek Gogik mulai menghilang.
"Tapi sekarang ini saya tidak akan ngamen pakai ini. Jangan sampai (Ledhek Gogik) untuk ngamen, untuk menghibur saja," katanya.

Perkenalkan ke Khalayak

Budi Prasojo mengenakan kostum Ledhek Gogik saat menghadiri wisuda mantunya, Dr Sarly Puspita Ariesta Sp.PD-KGer, di UGM, Rabu (23/4/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Selain memberikan kejutan kepada anak mantu, tujuan lain Budi berkostum seperti ini adalah untuk memperkenalkan Ledhek Gogik ke khalayak. Dia berharap kesenian ini bisa kembali dikenal.
ADVERTISEMENT
"Memperkenalkan kesenian lama, tradisi. Ini narinya pakai irama apa saja bisa," jelasnya.
Menurut Budi hanya segelintir orang saja yang masih aktif menari Ledhek Gogik.
"Untuk Yogya tinggal sedikit. Saya dan ada di Kampung Wisata Sleman," terangnya.
Tak hanya kali ini Budi beraksi dengan Ledhek Gogik. Di beberapa event seperti Nitilaku UGM, hingga acara ulang tahun Pemkab Sleman dia juga hadir.
"Biasanya ulang tahun Sleman ada, Bekakak di Gamping, Rabu Pungkasan, tiap kegiatan kalau ada Selo saya datang tanpa bayaran," katanya.

Bikin Terharu

Budi Prasojo mengenakan kostum Ledhek Gogik saat menghadiri wisuda mantunya, Dr Sarly Puspita Ariesta Sp.PD-KGer, di UGM, Rabu (23/4/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Sarly mengaku terkejut bapak mertuanya datang dengan kostum Ledhek Gogik. Meski dia sudah sering melihat, tapi tak menyangka akan hadir di wisudanya.
"Kaget ya karena tadi itu, janjiannya itu beliau nyusul jam 10-an sama anak saya, dan ibu mertua dan saya pesan Grab kok di dalam mobil tidak ada bapak. Kemudian saya dalam hati bilang paling nyusul pake motor, enggak menyangka kalau beliau mengenakan Ledhek Gogik ini. Terharu," kata Sarly yang merupakan dokter RSUP Dr Sardjito.
ADVERTISEMENT
Sarly mengatakan dia dan keluarga selama ini selalu mendukung kegiatan Budi. Setelah pensiun sebagai guru, Budi memang aktif mengenalkan kesenian Ledhek Gogik.
"Anak saya pertama perempuan juga suka pewayangan jadi menurut saya seperti ini itu (bapak) budayawan yang semakin menipis ya, baiknya kita dukung," kata Sarly.
Sarly yang mengambil peminatan lansia atau geriarti mengatakan Budi juga sempat mengalami sakit jantung.
"Jadi terharunya ya adalah keilmuan itu langsung terpakai, karena beliau pasien pribadi, alhamdulillah beliau survive kejadian jantung itu dan beraktivitas kembali seperti sedia kala," katanya.
"Jadi kami anak-anaknya semakin mendalami ilmu lansia, kita menjaga orang tua kita semaksimal mungkin," kata dia.