Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.5
23 Ramadhan 1446 HMinggu, 23 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Cerita Baru Bajumu: Begini Proses Penyortiran Baju yang Terkumpul di Drop Box
22 Maret 2025 15:18 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Sudah tujuh hari lamanya drop box Cerita Baru untuk Bajumu mengumpulkan baju yang kisahnya akan terus berlanjut.
ADVERTISEMENT
Lebaran tinggal menghitung hari. Banyak orang yang berlomba-lomba untuk #SharingKebaikan termasuk penyandang disabilitas bersama Bersibersi Lemari melakukan aksi mulia.
Mereka memilah-milah baju di markas Bersibersi Lemari di Pulo Gadung, Jakarta Timur, pada Sabtu (22/3) pagi. Pakaian ini adalah hasil dari #SharingKebaikan baju yang akan dibagikan ke anak-anak di Kampung Pemulung, Klender, Duren Sawit.
Sekiranya pukul 10.00 WIB proses penyortiran dimulai. Ada 8 orang dari tim lembaga pemberdayaan untuk penyandang disabilitas itu, yang langsung mulai memilah barang pakaian donasi dari teman-teman kumparan.
Pakaian-pakaian itu dikumpulkan dari dropbox Cerita Baru untuk Bajumu yang sebelumnya disebar kumparan di Stadion Utama GBK, Tangcity Mall, The Park Pejaten, dan kantor kumparan sejak 16-22 Maret 2025.
ADVERTISEMENT
Suasana proses penyortiran baju, bersama tim Bersibersi Lemari di markas mereka yang berada di Pulo Gadung, Jakarta Timur, Sabtu (22/3/2025).
Di markas Bersibersi Lemari, pakaian ini kemudian dikelompokkan dengan kategori pakaian orang dewasa dan anak-anak. Lalu dipilah lagi ke kategori lebih kecil, yakni antara layak pakai dan tidak layak pakai.
Anggota Tim Divisi Entrepreneur Bersibersi Lemari Engkris Akstri menjelaskan penyortiran layak pakai atau tak layak pakai dibedakan berdasarkan kondisi kerusakan pakaian. Yakni seperti sobek, sudah tipis, atau terdapat noda di pakaiannya.
"Enggak sobek (Pakaian yang layak pakai). Enggak tipis juga. Kalau jeans kan ada yang tipis tuh," tuturnya kepada kumparan.
Meski tak layak pakai, bukan berarti nasibnya berakhir menjadi sampah saja di sana. Sebab, di Bersibersi Lemari pakaian tak layak pakai ini diolah menjadi sebuah karya. Mulai dari menjadi totebag, tas laptop, ikat rambut, hingga bucket hat.
ADVERTISEMENT
Penyandang disabilitas yang menyortir pakaian bekas ini bernaung di bawah Yayasan Teman Hebat Berkarya.
Yayasan ini adalah induk dari Bersibersi Lemari, program yang memberikan kegiatan pemberdayaan bagi penyandang disabilitas.
"Kalau polanya bagus sih kita buat sesuatu. Kayak contohnya di sana, tuh [Karyanya diperjualbelikan di Instagram atau langsung di lokasi]. Itu kan dari kemeja batik. Kalau kaus kita bikin keset. Kalau kita enggak bisa bikin karya, yang bisa kita jual, kita jual. Hasilnya untuk pendidikan teman-teman disabilitas belajar," terang sosok yang dipanggil Eng itu.
Meski demikian, yang tak bisa dijual dari kategori ini juga tak serta-merta menjadi barang tak berguna. Sebab barang-barang itu nantinya disalurkan lagi ke partner-partner mereka yang mampu mengolah pakaian bekas.
ADVERTISEMENT
Lantas bagaimana proses untuk kategori baju yang layak pakai?
Eng menjelaskan, untuk yang layak pakai kemudian akan dikirim ke penatu untuk dicuci sehingga ketika nantinya diterima oleh anak-anak di Kampung Pemulung sudah dalam keadaan bersih, wangi, dan siap digunakan.
Proses penyortiran sendiri masih akan berlangsung hingga Minggu 23 Maret 2025. Setelahnya, baju-baju layak pakai ini akan diserahkan ke kampung pemulung yang berada di kawasan Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, pada Selasa 25 Maret 2025 untuk memberikan kehangatan dan kebahagiaan bagi mereka.