Kisah Guru di Gaza yang Terpaksa Bohong ke Anaknya Saat Israel Menyerang

8 Agustus 2022 9:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kerusakan permukiman warga  di Jabalia, Jalur Gaza, Minggu (7/8/2022). Foto: Mahmud Hams/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Kerusakan permukiman warga di Jabalia, Jalur Gaza, Minggu (7/8/2022). Foto: Mahmud Hams/AFP
ADVERTISEMENT
Seorang warga Palestina di Jalur Gaza, Eman Basher, menceritakan bagaimana horornya situasi di wilayah tersebut usai serangan Israel pada Sabtu (6/8).
ADVERTISEMENT
Kepada Al Jazeera, pria yang berprofesi sebagai guru itu mengatakan, situasi di tempatnya tinggal kini terkepung. Oleh karenanya, warga merasa takut dan lelah.
Basher terus mencoba menenangkan anak-anaknya dan membuat perhatian mereka teralihkan di tengah serangan Israel yang memporak-porandakan wilayah itu. Demi membuat anak-anaknya tidak panik, Basher terpaksa berbohong soal situasi yang sebenarnya terjadi.
"Saya telah mengatakan kepada mereka bahwa itu (bombardir Israel) adalah kembang api. Saya telah memberi tahu mereka bahwa orang-orang senang atas kelulusan sekolah menengah beberapa hari yang lalu," ungkap Basher.
"Namun, setelah beberapa saat saya mulai merasa bahwa mereka tidak mempercayai saya tetapi mereka tidak ingin mengatakannya," sambung dia.
Sistem pertahanan udara Iron Dome Israel mencegat roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza, di atas kota Sderot, Israel, Sabtu (6/8/2022). Foto: Jack Guez/AFP
Serangan itu bermula ketika Israel menghujani Gaza dengan roket dan menargetkan komandan tinggi Gerakan Jihad Islam Palestina, Taysir al-Jabari alias Abu Mahmoud. Sosok komandaon Brigade Al-Quds di wilayah utara Jalur Gaza ditemukan tewas dalam serangan Israel tersebut.
ADVERTISEMENT
Menanggapi serangan Israel, pihak Gerakan Jihad Islam menyebut aksi Israel sebagai deklarasi perang. Jihad Islam kemudian membalas dengan menembakkan 100 roket ke wilayah Israel.
Dalam sebuah pernyataan, angkatan militer Israel pun mengkonfirmasi adanya serangan tersebut.
"Sebagai tanggapan atas roket yang ditembakkan ke arah wilayah Israel, (militer) saat ini menyerang berbagai target milik organisasi teroris Jihad Islam di Jalur Gaza," bunyi pernyataan tersebut.
Teranyar, dilaporkan setidaknya 44 orang tewas dan 350 lainnya luka-luka sejak serangan tersebut pecah. 15 korban di antaranya terdiri dari anak-anak. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, jumlah korban kian meningkat setiap harinya.