Kisah Heroik Enti, TKI yang Selamatkan Anak Majikannya dari Kebakaran

18 April 2018 12:41 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Enti Sadiyah, TKI di rumah sakit Singapura. (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Enti Sadiyah, TKI di rumah sakit Singapura. (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
KBRI Singapura mengunjungi Singapore General Hospital. Kunjungan tersebut untuk menjenguk salah satu Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Singapura yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut. TKI tersebut bernama Enti Sadiyah (32).
ADVERTISEMENT
"Saya cuma pengin makan apel," kata Enti dengan suara pelan. Jawaban itu keluar dari mulut Enti yang sedang terbaring lemah di sebuah bangsal perawatan korban luka bakar di Singapore General Hospital.
Salah satu Diplomat KBRI lantas menyanggupi permintaan itu. Ada alasan besar mengapa Enti terbaring lemah di tempat tidur itu, dengan perban menutupi kulitnya.
Enti merupakan TKI yang menyelamatkan seorang bocah berusia 9 tahun dari kebakaran. Ia merupakan anak dari majikannya di Singapura.
Atas aksi heoriknya tersebut, Enti mengalami luka bakar cukup parah. Kulitnya mengelupas mulai dari wajah, tangan, hingga kaki. Bahkan, jari telunjuk kakinya gosong karena kobaran api. Kini perban menutupi lengan kiri, dan kedua tungkai kakinya.
Enti Sadiyah, TKI di rumah sakit Singapura. (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Enti Sadiyah, TKI di rumah sakit Singapura. (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
Kisah nahas itu bermula saat Enti ikut keluarga majikannya berlayar dengan yacht ke Pulau Lazarus, 15 menit dari daratan Singapura. Acara tersebut untuk merayakan hari ulang tahun majikan laki-lakinya, tiga minggu yang lalu.
ADVERTISEMENT
Keluarga tersebut memiliki dua anak, berusia 9 tahun dan 3 bulan. Enti mengaku sangat dekat dengan sang anak yang berusia 9 tahun.
Yacht seharga 39,9 juta dolar AS (Foto: James Edition)
zoom-in-whitePerbesar
Yacht seharga 39,9 juta dolar AS (Foto: James Edition)
Acara bahagia tersebut berubah menjadi petaka, tatkala terjadi kesalahan teknis dalam pengisian bahan bakar yacht. Saat itu, yacht tengah bersandar di dermaga. Namun, Enti yang berada di dek yacht bersama anak majikannya tersebut berdekatan dengan lokasi sumber kebakaran.
"Anak majikan saya dorong ke ibunya supaya lari," kata Enti. Saat akan ikut melarikan diri, tubuh Enti keburu terkena api dan terbakar. Sementara, anak berusia 9 tahun itu selamat.
Saat kejadian, Enti tak sadarkan diri. "Saya pingsan beberapa kali karena sakit di kulit dan (kena) asap," kata Enti.
Ilustrasi kebakaran (Foto: Ernie/Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kebakaran (Foto: Ernie/Pixabay)
Namun, Enti sempat sadarkan diri dan ditolong oleh seorang laki-laki kulit putih dari dalam yacht yang terbakar. Laki-laki tersebut membawa Enti ke dalam sebuah ruangan.Tubuh Enti kemudian didinginkan dengan disiram air.
ADVERTISEMENT
Enti pun kembali tak sadarkan diri, sampai akhirnya terbangun sudah di dalam rumah sakit. Sudah sepekan Enti dirawat di rumah sakit. Selama menjalani perawatan, Eni sudah 5 kali menjalani operasi.
Enti mengaku sadar apa yang dilakukan dirinya saat itu berisiko besar bagi keselamatan jiwanya. "Saat itu yang dipikirkan saya hanya satu, Ya Allah, kalau harus di sini umur saya, matikan saya dalam keadaan syahid (meninggal dalam keadaan memperjuangkan kebajikan)," kata Enti dengan mulut bergetar.
Enti Sadiyah, TKI di rumah sakit Singapura. (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Enti Sadiyah, TKI di rumah sakit Singapura. (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
Tetes air mata jatuh saat Enti menceritakan hal itu. Membuat suasana menjadi penuh haru. Enti memang tidak pernah menyadari kejadian nahas tersebut akan menimpanya.
"Saya tidak pernah menyesali apa yang telah saya lakukan untuk menolong mereka yang sudah saya anggap sebagai keluarga sendiri," kata Enti.
ADVERTISEMENT
Keluarga majikan Enti mengaku bertanggungjawab atas kejadian tersebut. Bahkan, keluarga majikan siap merujuk Enti ke sebuah rumah sakit di Penang, Malaysia untuk perawatan lebih lanjut.
Jika telah pulih, keluarga majikan menginginkan agar Enti kembali bekerja di keluarga tersebut. Keluarga majikan juga sudah menganggap Enti sebagai salah satu anggota keluarga.
Enti mengaku bersyukur dengan niat baik keluarga majikannya tersebut. Namun setelah pulih, ia berencana ingin pulang ke kampung halamannya di Cirebon, sesuai permintaan orang tuanya.