Kisah Heroik Kapitan Pattimura: Melawan Belanda, Digantung, dan Makam Misterius

5 Juli 2022 16:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapitan Pattimura alias Thomas Matulessy. Foto: David Esser/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Kapitan Pattimura alias Thomas Matulessy. Foto: David Esser/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pahlawan Nasional Thomas Matulessy atau yang dikenal dengan Kapitan Pattimura tengah ramai menjadi perbincangan netizen di media sosial Twitter. Hal ini karena ada yang menyebutkan bahwa sebenarnya ia bernama Ahmad Lussy dan beragama Islam.
ADVERTISEMENT
Dalam jurnal Leni Marpelina yang berjudul “Martir dalam Perang Pattimura dan Implikasi pada Pembelajaran Sejarah”, dijelaskan bahwa pada 14 Mei 1817 di hutan Saniri, Pattimura dipilih oleh rakyat dari Honimoa (Saparua), Nusa Laut, dan Haruku untuk menjadi pemimpin melawan penjajah Belanda.
Pattimura mewakili rakyat yang merasa tidak terima dengan praktik penindasan kolonialisme Belanda dalam bentuk monopoli perdagangan, pelayaran hongi, kerja paksa, dan sebagainya.
Perlawanan demi perlawanan pun diberikan oleh masyarakat Maluku, seperti menghancurkan kapal Belanda yang ada di pelabuhan hingga menyerang benteng-benteng pemerintahan VOC.
Pattimura ingin membumihanguskan benteng Duurstede sebagai pusat pemerintahan VOC di Saparua.
Akan tetapi, Belanda berhasil memperkuat pertahanan yang ada, sehingga usaha Pattimura gagal.
ADVERTISEMENT
Perjuangannya melawan penjajah demi kemerdekaan Maluku membawa Pattimura pada hukuman mati oleh Belanda.
Dihukum Gantung dan Tak Bermakam
Karena berani melawan Belanda, pada 16 Desember 1817 Pattimura dijatuhi hukuman gantung di lapangan depan Benteng The New Victoria pada usianya yang 34 tahun.
Mayat Pattimura dimasukkan ke dalam kerangkeng besi dan dipertontonkan kepada rakyat. Namun, hingga saat ini belum diketahui keberadaan jasad dari Pattimura.
Terdapat beberapa sumber yang menyebutkan Pattimura meninggal dan jasadnya digantung di Benteng Victoria lalu dibuang ke sebuah tempat pengasingan di Maluku.
Ada pula sumber yang menduga jasadnya dibuang ke daerah Pulau Buru atau Pulau Tiga, Maluku. Keduanya merupakan tempat favorit Belanda untuk membuang rakyat Indonesia yang memberontak.
ADVERTISEMENT
Namun, hingga saat ini makam Pattimura masih misterius.
Untuk mengenang jasa Pattimura, Pemerintahan Maluku rutin melaksanakan acara tabur bunga dan malam renungan suci di Taman Makam Pahlawan Kapahaha, Ambon.
Reporter: Devi Pattricia