Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kisah Jane Park, Bukti Banyak Harta Tidak Bikin Bahagia
13 Februari 2017 16:36 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Harta tidak layak rasanya jika disejajarkan dengan kebahagiaan. Semua orang bisa bahagia, walau kantung kosong melompong ala tanggal tua. Harta berlimpah ternyata tidak lantas membuat bahagia bukan kepalang, malah bisa jadi sebaliknya, merana.
ADVERTISEMENT
Tanya saja Jane Park, warga Inggris pemenang judi lotre Euromillions tahun 2013 lalu. Di usia 17 tahun, dia memenangkan judi lotre senilai 1 juta pound sterling, lebih dari Rp 16 miliar. Kini di usianya yang 21 tahun, Park mengaku tidak bahagia dengan uangnya yang berjibun itu.
Dalam wawancara dengan media Inggris Sunday People, Minggu (12/2), Jane menyatakan akan menggugat Euromillions karena membuat hidupnya hancur. Menurut dia, usia 17 tahun masih terlalu muda untuk mengantungi uang sebanyak itu.
Dia berharap tidak pernah memenangkannya.
"Saya mengira kehidupan akan 10 kali lebih baik, tapi ternyata 10 kali lebih buruk. Saya kebanyakan berharap tidak punya uang. Saya berkata kepada diri sendiri, 'kehidupan saya akan lebih baik jika saya tidak menang,'" kata Jane.
ADVERTISEMENT
Di awal kemenangannya, memang Jane girang bukan main. Jadi orang kaya baru, Jane langsung foya-foya. Dia berlibur ke Amerika Serikat, Maladewa dan membeli dua rumah mewah.
Memborong barang-barang bermerek yang harganya selangit jadi hobinya. Dia membeli mobil Range Rover berwarna ungu senilai Rp 300 juta. Di usia 18 tahun, dia menjalani operasi implan payudara senilai Rp 75 juta.
Semua bagaikan mimpi. Padahal sebelumnya dia bekerja sebagai admin dengan gaji 8 pound sterling per jam dan hidup dengan ibunya di Edinburgh.
Namun setelah beberapa tahun berlalu, Park sadar kebahagiaan itu semu. Kehidupan Park mulai berantakan. Kehidupan gemerlapan, pesta tiap minggu, dan konsumsi miras bikin dia beberapa kali tersandung masalah hukum.
ADVERTISEMENT
Tahun lalu dia disidang karena menyerang penjaga sebuah kelab malam. Bulan depan dia akan diadili karena mengendara sambil mabuk.
Dia kini tinggal lagi dengan ibunya di sebuah apartemen sempit. Mobilnya tidak dia pakai lagi karena terlalu menarik perhatian. Anjing chihuaha mahal miliknya dia titipkan di rumah bibinya.
Kepada Sunday People, Park mengaku muak belanja barang-barang mewah, stres dengan kekayaannya, dan rindu belaian dari pria yang tidak hanya mengincar hartanya. Dia merasa kehidupannya saat ini berbeda jauh dengan kawan-kawannya.
"Mengerikan mengetahui betapa berbedanya hidupmu dengan kawan-kawanmu. Ketika mereka punya masalah keuangan karena gaji mereka yang buruk. Tidak ada yang merasa seperti saya, tidak ada yang mengerti. Saya merasa sudah berusia 40 tahun," kata Park.
ADVERTISEMENT
Kehidupan asmaranya juga terpuruk. Dia pernah berpacaran dengan seorang pria yang dihujaninya dengan harta benda. Setelah 18 bulan, mereka putus.
"Saya membelikan dia Rolex, mobil, pakaian setiap minggu. Saya menyesal. Saya kira itu bisa membuat dia bahagia," ujar Park.
"Orang-orang melihat saya dan berpikir, 'saya harap bisa seperti dia, saya harap bisa memiliki uangnya'. Tapi mereka tidak menyadari stres yang saya alami. Saya punya materi, tapi hidup saya kosong. Apa tujuan hidup saya?" tegas dia.
Pihak Camelot, perusahaan yang mengelola lotre EuroMillions mengatakan telah menyediakan jasa penasihat keuangan kepada setiap pemenang, terutama bagi anak muda seperti Park.
"Panel penasihat hukum dan keuangan dibentuk setelah dia menang," kata Camelot dalam pernyataannya kepada The Independent.
ADVERTISEMENT
Untuk saat ini, kata Camelot, usia minimal pemenang lotre tetap 16 tahun. Pengubahan batas usia perlu persetujuan parlemen Inggris.
"Camelot tidak menetapkan batasan usia untuk bermain, dan ini disepakati sejak peluncuran Lotre Nasional pada 1994," lanjut pernyataan Camelot lagi.