Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Kisah Jessica dan Banner 'Autism Blessing' demi Berkat Paus Fransiskus
5 September 2024 12:02 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Panasnya Jakarta tidak menyurutkan semangat Jessica (38) bersama Putrinya Janet (10) yang berkebutuhan khusus untuk bertemu Paus Fransiskus di Kantor KWI, Jakarta Pusat, Kamis (5/9)
ADVERTISEMENT
Jessica berharap kehadirannya di sini bersama sang anak dapat mendapatkan berkat dari Bapak Suci.
“Saya happy ya ada di sini, sedikit terharu juga bisa bareng-bareng di sini, walaupun panas-panasan di pinggir jalan, tapi siapa tahu kita bisa ketemu lihat langsung. Apalagi bisa di-notice sampai bisa dapat berkat itu sudah puji Tuhan banget,” ujar Jessica
Bahkan dia bercerita sudah sejak Rabu kemarin (4/9) menyiapkan banner khusus bertuliskan “Autism Blessing” untuk menyambut kunjungan Paus.
“Ya, sengaja biar di-notice Paus. Saya sudah persiapkan sejak sore [kemarin],” lanjutnya.
Jessica berharap banner ini dapat membuka lebih banyak mata Gereja Katolik di Indonesia untuk peduli terhadap jemaat-nya yang berkebutuhan khusus.
“Harapannya supaya di Gereja Katolik untuk umat-umat yang disabilitas lebih ternotice, lebih ada kegiatan-kegiatan untuk mereka dan lebih kayak nggak dilupakan aja,” harapnya
ADVERTISEMENT
Sebab beberapa kali, Jessica ceritakan bahwa sering kali kena tegur selama menghadiri Misa di Gereja karena keterbatasan kondisi anaknya.
“Kita kalau ke gereja ada yang [suka ssst] jangan berisik gitu kan,” ucapnya.
Misa Untuk Anak Berkebutuhan Khusus
Namun, Jessica bersyukur masih terdapat Gereja Katolik yang menyelenggarakan Misa UBK (Untuk Berkebutuhan Khusus).
Di sana anaknya bersama teman-teman yang mengalami autism disorder dapat bebas menyaksikan pemberkatan secara langsung.
“Selama menghadiri Misa UBK (Untuk Berkebutuhan Khusus) di beberapa gereja yang telah ditunjuk jarang sekali saya mendapatkan teguran,” ucapnya penuh syukur.
“Kalaupun mereka mau nangis-nangis di dalam gereja, mau teriak, guling-gulingan, itu gak masalah banget. Gak ada yang kena [tegur],” sambungnya
Misa UBK ini, Jessica jelaskan juga terbuka untuk umat lainnya. Terutama untuk keluarga yang memiliki anak ataupun anggota keluarga lainnya yang memiliki kondisi spesial.
ADVERTISEMENT
“Jadi yang hadir itu boleh umat biasa, boleh terlebih umat yang berkebutuhan khusus ya, “ jelasnya
Biasanya setiap minggunya, Gereja Katolik akan bergantian untuk menyediakan Misa untuk jemaat yang berkebutuhan khusus.
“Kalau biasanya setahu saya itu digilir setiap minggu itu beda-beda paroki ya, kalau di gereja kota itu paroki, nanti minggu ini di paroki mana, minggu depan di mana. Jadi dalam satu bulan itu biasanya tergilir ya,” imbuh Jessica.