Kisah Kamaluddin Kopernya Tertinggal: Apa Salahku Ya Allah, karena Obat Kuat?

11 Juni 2023 15:15 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kamaluddin, jemaah haji asal Sinjai di Makkah. Foto: Ahmad Romadoni/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kamaluddin, jemaah haji asal Sinjai di Makkah. Foto: Ahmad Romadoni/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Koper jemaah haji yang tertinggal masih kerap terjadi. Ada sejumlah faktor yang menyebabkan koper-koper jemaah tertinggal.
ADVERTISEMENT
Hal ini sempat dialami oleh salah satu jemaah haji, Kamaluddin. Koper kecilnya sempat tertinggal saat perpindahan dari Madinah ke Makkah.
Kamaluddin awalnya tak masalah dengan koper yang tertinggal. Sebab, dia masih menggunakan kain ihram untuk menjalani umrah wajib.
Kekhawatian mulai muncul ketika jemaah asal Sinjai, Sulsel itu selesai umrah wajib. Sampai di kamar hotel, koper kecilnya belum juga kembali.
"Apa salahku ya, Allah. Saya sampai pikir, apa salahku selama di sini. Saya pikir di Madinah sudah baik-baik. Di rumah sebelum berangkat sudah juga sudah salat tobat," kata Kamaluddin yang matanya sudah mulai berkaca-kaca, di Makkah, Minggu (11/6).
Petugas menurunkan koper peserta ibadah haji asal embarkasi UPG 9 (Makassar) setibanya di hotel 304 di Syisyah, Mekah, Arab Saudi, Rabu (7/6/2023). Foto: Wahyu Putro A/ANTARA FOTO
5 menit kemudian, rekan sekamarnya masuk mendorong koper kecil. Benar saja, itu koper milik Kamaluddin.
ADVERTISEMENT
"Alhamdulillah ya Allah. Aku taruh baju semua di sana. Aku mau pinjam baju pun tidak bisa karena badanku besar," tambah dia.
Kamaluddin sampai di hotel malam hari, lalu menjalankan umrah wajib dini hari, kembali hotel pagi hari. Tapi sampai di hotel koper itu belum ada.
Pria 58 tahun itu terus berpikir apa yang salah dari tingkah lakunya selama di Arab Saudi. Akhirnya dia curiga satu hal.
"Saya pikir, ow, jangan-jangan karena saya beli obat kuat di Madinah," ungkap dia dengan logat Sinjai yang yang kental.
Kamaluddin awalnya tak berniat membeli obat kuat. Sepanjang jalan dari Masjid Nabawi menuju hotel, dia bersama teman sekamarnya terus ditawari oleh mukimin obat kuat.
Namun, tak ada satu pun yang beli obat itu.
ADVERTISEMENT
"Akhirnya saya beli saja, niat cuma bantu saja. Kecil sekali itu. Lalu saya taruh di tas jinjing bukan di koper," tutur dia.
Dia membeli obat kuat seharga Rp 100 ribu untuk satu boks kecil. Dia juga tak tahu berapa pil obat kuat yang ada di dalamnya.
"Ya Allah apa karena obat kuat ini saya dapat cobaan. Tasku tak sampai-sampai," ucap dia.
Infografik 5 Larangan Jemaah Haji di Masjidil Haram. Foto: kumparan
Kamaluddin mengatakan pengalamannya itu bisa jadi pelajaran untuk jemaah haji lainnya. Selama di Madinah dan Makkah fokus untuk beribadah.
"Tidak usah yang aneh-aneh. Fokus saja ibadah. Jangan seperti saya ini," ujar dia.
Koper yang terlambat datang memang masih terus dicari solusinya oleh Kemenag. Sebab, perpindahan jemaah dari Madinah ke Makkah memang membutuhkan waktu dan kapasitas bus juga terbatas.
ADVERTISEMENT
Tidak jarang koper jemaah harus dipindahkan ke truk agar keberangkatan bisa bareng dengan jemaah.