Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Kisah Kelompok Tengkulak Selendang yang Kuasai Pasar Lelang Semarang
30 Maret 2017 21:38 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
![Transaksi jual beli di pasar (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1490167964/zcl303u98cmb5n42f4iz.jpg)
Untuk menghindari monopoli harga bahan pangan oleh pihak tertentu, pemerintah pusat telah mengimplementasikan pasar lelang agribisnis di tiap daerah. Namun, rupanya masih ada tengkulak yang memonopoli harga pangan, yang dikenal dengan nama selendang.
ADVERTISEMENT
Peneliti dan Ekonom Universitas Soegijapranata Angelina Ika Rahutami mengungkapkan tengkulak selendang tersebut mematok harga tertentu dengan memberi tanda selendang berbeda warna.
"Kalau selendang biru artinya miliknya mafia A, kalau kuning itu miliknya mafia B jadi kalau sudah ada selendangnya enggak mungkin ada pembeli lain yang akan mau menawar harga itu, namanya pasar lelang tapi harganya tidak dilelang di mana terjadi transaksi antara penjual dan pembeli," ungkap Angelina di Hotel Crawn Plaza, Semarang, Rabu (30/3).
![Seorang penjual dan dagangannya di pasar (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1490167962/ajn6yaxfvgdggocms3er.jpg)
Untuk dapat memperoleh kekuasaan atau selendang ini, dibutuhkan sekitar Rp 70 juta. Setelah menjadi penguasa, orang tersebut punya andil dalam menentukan harga.
Semestinya, keberadaan pasar lelang agribisnis ini ditujukan untuk menghapus pola-pola yang bersifat tradisional, menstabilkan harga dan memudahkan transaksi. Akan tetapi kurangnya intervensi dari pemerintah maka pola-pola tradisional ini masuk lagi.
ADVERTISEMENT
"Harga dari petani ke konsumen bisa berjarak Rp 10.000 per kg, cukup mahal dan tinggi," jelas Angelina.