Kisah Keluarga Sopir Truk 'Cipularang KM 92', 2 Anaknya Putus Sekolah

15 November 2024 17:13 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keluarga Rouf (39), sopir truk penyebab kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 92 meminta keringanan hukuman atas musibah yang telah menewaskan 1 orang dan puluhan orang lainnya luka-luka. Foto: Dok. kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Keluarga Rouf (39), sopir truk penyebab kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 92 meminta keringanan hukuman atas musibah yang telah menewaskan 1 orang dan puluhan orang lainnya luka-luka. Foto: Dok. kumparan
ADVERTISEMENT
Rouf (38), sopir truk yang kehilangan kendali dan mengakibatkan kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 92 hidup dalam kondisi sangat sederhana. Ia tinggal di sebuah rumah berdinding bilik, Desa Seuat Jaya, Kecamatan Petir, Kabupaten Serang, Banten.
ADVERTISEMENT
Ia tinggal bersama istrinya, Tunah, dan 5 orang anaknya. Dari lima orang anak itu, anak ketiga dan keempatnya sudah putus sekolah karena himpitan ekonomi.
"Ini anaknya aja harus putus sekolah karena enggak punya biaya, cuma anak pertama dan kedua yang sekolah, itu juga cuma sampai lulus SD. Anak-anaknya enggak pada sekolah," kata Uju (41), kakak Rouf, ditemui kumparan, Rabu (13/11).
Sementara tempat tinggal Rouf sendiri merupakan peninggalan dari orang tuanya. Rumah bilik seluas 6x10 meter itu adalah tempat bernaung beberapa orang.
"Dia tinggal di rumah ini, milik orang tua bareng adik saya sama kakak saya yang sakit kanker. Istrinya juga dibawa ke sini," kata Uju.
Sempat Kerja Jual Beli Barang Bekas
ADVERTISEMENT
Sebelum jadi sopir truk, Rouf adalah sempat melakoni usaha jual beli barang bekas (rongsok).
"Sebelumnya dia (Rouf) serabutan, sebelum jadi sopir dia ngerongsok," ucap Uju.
Sementara itu Rouf dikenal sebagai pribadi yang dermawan meski hidup dalam kesukaran ekonomi. Ia selalu berupaya memberi meski untuk hidup saja sulit.
"Orangnya baik sih, walaupun orang enggak punya, dia tuh pengennya ngasih aja ke orang. Kalau punya, ngasih, selalu begitu. Ada duit recehan pasti dibagiin, dikasih juga tuh keponakan-keponakannya," imbuhnya.
Kesempatan perbaikan hidup sempat dimiliki Rouf, ketika diterima kerja sebagai sopir truk ekspedisi di sebuah perusahaan kertas terbesar di Banten sejak 4 bulan lalu.
Kakak Rouf, Uju. Foto: kumparan
Namun, lanjut Uju, insiden kecelakaan di Tol Cipularang KM 92 seketika membuat harapan itu sirna. Pasalnya, Rouf bukan saja terancam dipecat dari tempatnya bekerja, namun juga terancam hukuman penjara apabila dinyatakan bersalah atas kecelakaan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Itu dia baru bangkit, baru kerja lagi. Eh sudah ada kejadian kayak begini, Masya Allah, perihnya karena kita orang enggak punya," ungkap Uju.
Kini, Uju bukan hanya memikirkan nasib yang menimpa adiknya usai dituding sebagai penyebab kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 92. Namun juga memikirkan nasib keponakannya apabila Rouf harus dihukum penjara.
"Kalau dia (Rouf) di itu (penjara), nanti anaknya siapa yang mau ngasih makan? Walaupun banyak suadaranya kan pada susah-susah, pas-pasan. Saya ngomong apa adanya, enggak diumpet-umpetin," keluhnya.
Diakui Uju, pihak keluarga sampai saat ini belum mengetahui pasti kondisi keadaan Rouf karena tidak berkomunikasi apalagi untuk bertemu langsung karena tidak adanya biaya untuk pergi ke Purwakarta.
Untuk itu, ia pun berharap agar persoalan yang menjerat adiknya segera selesai sehingga bisa kembali pulang untuk berkumpul bersama keluarganya.
ADVERTISEMENT
"Mau banget (ketemu Rouf), pengin dipeluk adik saya, mau liat keadaan adik saya. Kita enggak punya biaya buat ke sana (Purwakarta), istrinya Rouf HP aja nggak punya. Harapannya jangan dilamain, jangan dihukum berat gitu, kan ini musibah namanya, enggak ada yang mau. Dia (Rouf) juga enggak mau kayak begini, pengennya dibebasin," tandas Uju.
-------------------------------------
Disampaikan Uju, secercah harapan memperbaiki kehidupan keluarga sempat muncul usai Rouf diterima bekerja sebagai sopir truk ekspedisi di sebuah perusahaan kertas terbesar di Banten sejak 4 bulan lalu.
Namun, lanjut Uju, insiden kecelakaan di Tol Cipularang KM 92 seketika membuat harapan itu sirna. Pasalnya, Rouf bukan saja terancam dipecat dari tempatnya bekerja, namun juga terancam hukuman penjara apabila dinyatakan bersalah atas kecelakaan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Itu dia baru bangkit, baru kerja lagi. Eh udah ada kejadian kayak begini, Masya Allah, perihnya karena kita orang ga punya," ungkap Uju.
Kini, Uju bukan hanya memikirkan nasib yang menimpa adiknya usai dituding sebagai penyebab kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 92. Namun juga memikirkan nasib keponakannya apabila Rouf harus dihukum penjara.
"Kalau dia (Rouf) di itu (penjara), nanti anaknya siapa yang mau ngasih makan? Walaupun banyak suadaranya kan pada susah-susah, pas-pasan. Saya ngomong apa adanya, enggak diumpet-umpetin," keluhnya.
Diakui Uju, pihak keluarga sampai saat ini belum mengetahui pasti kondisi keadaan Rouf karena tidak berkomunikasi apalagi untuk bertemu langsung karena tidak adanya biaya untuk pergi ke Purwakarta.
Untuk itu, ia pun berharap agar persoalan yang menjerat adiknya segera selesai sehingga bisa kembali pulang untuk berkumpul bersama keluarganya.
ADVERTISEMENT
"Mau banget (ketemu Rouf), pengen dipeluk adik saya, mau liat keadaan adik saya. Kita enggak punya biaya buat ke sana (Purwakarta), istrinya Rouf hp aja ga punya. Harapannya jangan dilamain, jangan dihukum berat gitu, kan ini musibah namanya, enggak ada yang mau. Dia (Rouf) juga enggak mau kayak begini, pengennya dibebasin," tandas Uju.