Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Kisah Laskar Sabrang Melawan Belanda saat Serangan Umum 1 Maret di Yogya
1 Maret 2022 14:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Momentum Serangan Umum 1 Maret menjadi hari yang bersejarah. Peristiwa 1 Maret 1949 adalah upaya memperjuangkan kedaulatan bangsa Indonesia oleh TNI bersama rakyat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Mereka bahu membahu berjuang melawan Agresi Militer Belanda II di Yogyakarta, yang kala itu merupakan ibu kota negara.
Pada 1 Maret 2022 ini, peristiwa Serangan Umum 1 Maret kembali diperingati. Salah satunya dengan penampilan Drama Teatrikal Serangan Umum 1 Maret 1949 oleh Djokjakarta 1945 yang berjudul Peranan Laskar Sabrang dalam Merebut Kedaulatan yang bertempat di Museum Benteng Vredeburg.
Ketua Djokjakarta 1945 Eko Isdianto mengatakan bahwa peringatan kali ini istimewa karena 1 Maret telah ditetapkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Hari Penegakan Kedaulatan Negara.
"Ya untuk tahun ini kami memang sangat gembira sekali karena 1 Maret sudah ditetapkan melalui Keppres Nomor 2 oleh Presiden. Menjadi hari besar nasional yaitu Hari Penegakan Kedaulatan Negara," kata Eko ditemui di sela-sela pentas, Selasa (1/3).
ADVERTISEMENT
Pada drama teatrikal tahun ini, pihaknya mengangkat tema Kebinekaan dalam penegakkan kedaulatan negara. Pada Serangan Umum 1 Maret, sejumlah elemen turut berperan tidak hanya dari Jawa tetapi juga dari Indonesia timur yaitu Laskar Sabrang.
"Ada ternyata Laskar Sabrang yang berasal dari wilayah timur Indonesia yaitu Sulawesi, Maluku, Ambon, juga sampai dengan Lombok ya itu yang akan kita coba angkat di kesempatan tahun ini. Peran mereka di Serangan Umum 1 Maret," katanya.
Lewat penampilan ini, pihaknya mencoba kembali mengingatkan leran Laskar Sabrang dalam berjuang. Bagaimana mereka berkoordinasi bersama pejuang lainnya. Dan bagaimana bertahan hidup dalam masa agresi kedua belanda di Yogyakarta.
"Tahun ini kita melibatkan 50 orang. Kalau tidak dengan pembatasan mungkin bisa lebih banyak lagi," katanya.
ADVERTISEMENT
"Kami tidak bosan-bosan untuk selalu memupuk dan menggugah rasa para pemuda pemudi di Jogja untuk menyenangi sejarah. Karena Yogyakarta sendiri mempunyai predikat Indonesia ibukota perjuangan," katanya.
Kepala Biro Bina Pemberdayaan Masyarakat Pemda DIY, Sukamto, saat membacakan sambutan dari Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X (Sri Sultan HB X) menjelaskan Peringatan Serangan Umum 1 Maret Tahun 2022 merupakan momentum untuk menyongsong menuju Hari Penegakan Kedaulatan Negara.
"Dengan tema Kebinekaan dalam Penegakan Kedaulatan, ada beberapa hal yang dapat saya sampaikan.
Pertama, Peristiwa Serangan Umum 1 Maret memiliki makna penting bagi penegakan dan pengakuan kedaulatan negara. Dampak yang ditimbulkan berasal dari dalam maupun dari luar, karena peristiwa ini membuka mata dunia internasional bahwa Indonesia masih ada dan mampu memberikan perlawanan. Dampak ke dalam Indonesia sendiri, dimaknai dengan bergabungnya negara federal ke negara kesatuan," kata Sukamto.
Yan kedua, Serangan Umum ini merupakan serangkaian peristiwa panjang. Mulai dari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, pengakuan kedaulatan negara oleh Belanda, hingga kembalinya tekad komponen bangsa untuk meninggalkan federalisme kembali ke NKRI.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Ketiga, Keberhasilan pasukan TNI bersama seluruh elemen kekuatan Republik Indonesia, termasuk Kepolisian, Laskar dan seluruh komponen masyarakat lainnya dalam merebut kembali kota Yogyakarta. Peristiwa ini membawa pengaruh besar. Dewan Keamanan PBB menggunakan berita serangan ini untuk mendesak Belanda agar kembali berunding dengan Indonesia," katanya.
Ke depan menurut Sukamto tantangan terhadap kedaulatan negara masih ada seperti adanya gerakan separatisme dari dalam yang masih harus dihadapi. Kemudian juga ancaman mengganti ideologi negara untuk digantikan dengan ideologi asing masih dilakukan.
"Kedaulatan budaya juga masih terus mendapat tantangan dari gempuran gelombang budaya asing yang masuk ke Indonesia dalam konteks globalisasi," jelasnya.
Peristiwa Serangan Umum 1 Maret yang berlangsung selama 6 jam telah berhasil kembali menunjukkan eksistensi Indonesia di mata dunia internasional. Peristiwa itu juga telah menyatukan kembali persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia untuk mengisi dan memperjuangkan kemerdekaan bangsanya.
ADVERTISEMENT