Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kisah Lorong Bawah Tanah di Ponpes Al-Fatah Ciomas
14 Mei 2017 8:25 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Sebuah lorong dengan tinggi 1,3 meter dan lebar 1 meter ditemukan di Pondok Pesantren Al-Fatah.
ADVERTISEMENT
Adapun kronologi penemuan lorong ini terjadi pada Selasa, (9/5) lalu sekitar pukul 10.00 pagi. Menurut keterangan pengurus Ponpes, Ajinasrul, yang menemukan lorong tersebut adalah para pekerja bangunan yang saat itu sedang menggali tanah untuk membuat pondasi bangunan masjid di komplek Ponpes.
“Yang menemukan itu yang kerja bangunan, kita kan mau membangun masjid di belakang pondok. Hari Selasa kemarin, ada yang menemukan lorong panjangnya sekitar 15 meter, tingginya 1,5 meter lebarnya 1 meter kurang lebih,” katanya saat ditemui kumparan (kumparan.com), Sabtu (13/5).
Sedangkan menurut laporan Polsek Ciomas, terdapat lorong dengan pintu berbentuk terali besi dengan ukuran tinggi 1,3 M Lebar 1 M dan dari permukaan atas lorong ke permukaan atas tanah.
ADVERTISEMENT
Adapun menurut keterangan KH. Hasbulloh pimpinan ponpes Al-Fatah, menurut para pendahulunya diperkirakan tempat tersebut adalah bekas ruangan penyimpanan benda-benda peralatan perjuangan.
Menurut keterangan Ajinasrul, sejak pondok pesantren ini dibangun tahun 1976 lalu belum pernah ditemukan kejadian penemuan lorong semacam ini. Namun ia menuturkan beberapa tahun lalu saat pembangunan Majelis Talim di pondok, sempat ditemukan lubang yang disinyalir merupakan lubang yang sama seperti lorong yang ditemukan beberapa hari kemarin.
“Pondok ini sudah berdiri dari 1976, belum pernah ada kejadian seperti ini. Tapi waktu bangun majelis dulu sempat ditemukan lubang. Tapi instruksi dari Kiai lubang itu ditutup saja karena dianggap hanya saluran air atau lubang biasa,” katanya.
Hingga Sabtu (13/5) sore, lorong tersebut masih ditutup atas perintah pimpinan pondok untuk meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan. Karena lorong tersebut menurut keterangan Ajinasrul sangat rawan ambruk.
ADVERTISEMENT
“Kemarin tiga anak pondok coba masuk dan menelusuri lorong itu, tapi di dalam sangat sempit dan gelap. Juga ada longsoran tanah sehingga jalan tertutup, ada juga batu besar yang menghalangi jalan. Jadi kita tutup dulu, takutnya ada kejadian yang tidak diinginkan,” tuturnya.
Dari keterangan penggurus pondok, sejauh ini tidak ditemukan benda atau senjata di dalam lorong tersebut.
Urban Legend di Ciomas
Menurut keterangan salah seorang warga sekitar, Anda Suhanda, daerah sekitar pondok dan Ciomas pada masa penjajahan Belanda hingga masa kemerdekaan disebut sebagai “Jogja Kecil”.
“Sekitar tahun 1920-an kayaknya itu dibuatnya, dulu daerah di sekitar sini memang dikenal sebagai tempat yang rawan dan tempat pertempuran melawan penjajah,” katanya.
Nama “Jogja Kecil” menurut Anda dikarenakan daerah Ciomas merupakan tempat petempuran yang tidak sebesar perang di Ponogoro atau Joga. Sehingga tempat itu dijuluki “Jogja Kecil”.
ADVERTISEMENT
“Di zaman penajajahan dulu di sekitar sini banyak keluarga tentara Indonesia, jadi pasukan Belanda sering datang menyerang ke daerah ini. Banyak juga pertempuran kalau dari cerita orang-orang dulu, sampai zaman penjajahan Jepang juga masih,” terangnya.
Tak cukup hanya sebagai tempat pertempuran melawan penjajah, daerah sekitar Ciomas pun menurut Anda pernah menjadi tempat pembantaian orang-orang yang membelot pada negara di masa proklamasi.
“Di awal masa kemerdekaan, banyak yang ingin mengubah Pancasila menjadi dasar negara Islam. Seperti hizbullah, Darul Islam dulu keinginannya mengubah Pancasila. Di masa Sukarno dan Soeharto banyak dari mereka yang membelot dan ingin mengubah Pancasila diculik dan dibunuh di sekitar daerah pondok ini dan Ciomas,” jelasnya.
Namun, menurut Anda kejadiannya itu hanya berlangsung hingga tahun 1960-an saja. Kejadian kelam seperti itu pun tak ubahnya hanya seperti urban legend yang berkembang di masyarakat sekitar.
ADVERTISEMENT
Dengan penemuan lorong bawah tanah di Ponpes Al-Fatah ini, sangat memungkinkan lorong tersebut dibangun pada masa penjajahan sebagai bentuk perlawanan terhadap kaum penjajah.
Polsek Ciomas sendiri telah berkoordinasi dengan Muspika dan tokoh masyrakat setempat terkait tindak lanjut penemuan lorong bawah tanah ini.
Untuk itu, masih akan terus dilakukan pemantauan lebih lanjut serta menempatkan Bapulbaket dan Babinkamtibmas Desa pagearan.
Menurut kamu, lorong itu lorong apa?