Kisah Mahasiswa UGM Didiagnosa Bipolar Kini Jadi Wisudawan Berprestasi

20 Desember 2023 18:41 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mlathi Anggayuh Jati. Dokumentasi: UGM
zoom-in-whitePerbesar
Mlathi Anggayuh Jati. Dokumentasi: UGM
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sosok Mlathi Anggayuh Jati menjadi wisudawan terbaik Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 22 November lalu. IPK 3,91 mampu diraih Gayuh yang selama ini berjuang dengan gangguan bipolar yang dialami.
ADVERTISEMENT
"Sejak awal tahun 2020 saya mendapatkan diagnosis gangguan bipolar dan harus mengikuti serangkaian terapi pengobatan dengan psikiater dan psikolog," kata Gayuh dalam rilis tertulis UGM, Rabu (20/12).
Di awal, Gayuh mengaku kesulitan untuk mengelola diri dan membagi waktu kuliah. Tak jarang, dia harus menjalani kelas online dari rumah sakit lantaran masih menunggu antrean obat.
Bahkan ketika rawat inap di rumah sakit dia masih ikut sesi diskusi, kerja kelompok, maupun mengerjakan tugas dan mempersiapkan lomba yang akan diikutinya.
Gayuh menjelaskan selama ini dia selalu berusaha terbuka kepada orang di sekelilingnya mengenai kondisi yang dia alami. Termasuk mengomunikasikan keluhan sakitnya.
"Saya berusaha memberikan kabar kepada dosen ataupun teman-teman lain yang sedang memiliki kegiatan bersama dengan saya, baik dalam rumpun akademik maupun non-akademik," katanya.
ADVERTISEMENT
"Bersyukur, orang- orang di sekeliling saya sangat suportif," jelasnya.
Lanjutnya, di kampus dia juga mendapat fasilitas konseling dari fakultas dan mendapatkan saran dari dosen-dosen mengenai cara mengelola kegiatan akademik dan kondisi mentalnya.
Perempuan yang bercita-cita terjun di dunia pendidikan inklusi ini selama kuliah juga tetap mampu aktif berkegiatan mulai dari magang hingga menjadi relawan.
Direktur Pendidikan dan Pengajaran UGM, Prof Gandes Retno Rahayu, mengapresiai prestasi yang diraih Gayuh. Setiap mahasiswa selalu memiliki cerita perjuangannya masing-masing.
"Saya mengapresiasi para wisudawan perempuan yang berhasil mencapai tangga pendidikan yang lebih tinggi yaitu jenjang pendidikan Sarjana dan Diploma IV ini. Saya yakin setiap wisudawan perempuan memiliki cerita perjuangannya masing-masing dalam meraih Pendidikan," kata Gandes.
ADVERTISEMENT